Suara.com - Polisi Inggris menembak mati seorang laki-laki yang dituduh mengenakan peledak palsu dan menikam dua orang di London pada Minggu (2/2/2020).
Lucy D'Orsi, wakil komisioner polisi, mengatakan polisi merespon dengan cepat apa yang mereka katakan sebagai "insiden terorisme" dan mereka yakin insiden itu terkait dengan ekstremisme Islamis, tetapi tidak merincikannya.
Bell Reberio-Addy, seorang anggota Parlemen yang mewakili Streatham, mengatakan penyerangnya telah diawasa selama "beberapa waktu."
Seorang laki-laki korban penikaman mengalami apa yang digambarkan sebagai luka-luka serius, sementara korban kedua, seorang perempuan, juga cedera. Korban ketiga cedera ringan, terkena serpihan kaca. D'Orsi mengatakan tidak ada ancaman bagi publik.
Baca Juga: Rumah Rabi Yahudi Diserang, Lima Orang Kena Tikam
Perdana Menteri Boris Johnson mengungkapkan rasa prihatin kepada para korban, serta berterima kasih kepada polisi dan petugas tanggap darurat. Johnson juga mengatakan bahwa pasca serangan ini dan sebuah serangan lain pada Desember lalu, pemerintah akan melakukan "perubahan mendasar" terkait bagaimana perlakuan terhadap orang-orang yang terbukti melakukan terorisme.
Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan "Teroris berupaya memecah belah dan menghancurkan gaya hidup kita. Disini di London, kita tidak akan membiarkan itu terjadi."
Polisi belum mengidentifikasi pelakunya atau menyebutkan motifnya.
Sumber: VOA Indonesia
Baca Juga: Marah Tak Diberi Uang Rokok, Keponakan Tikam Paman hingga Tewas