Suara.com - Sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) telah berhasil dievakuasi dari Wuhan, China ke Natuna. Evakuasi tersebut dilakukan menyusul epidemi virus corona atau coronavirus yang dinyatakan sebagai keadaan darurat global oleh World Health Organization (WHO).
Kekinian, mereka yang telah dievakuasi disebut kesulitan untuk berkomunikasi dengan kerabatnya. Sebab, alat komunikasi milik mereka masih terkoneksi dengan jaringan China.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihartono menyebut, pihaknya tengah berupaya menyediakan jaringan WiFi. Hal tersebut dilakukan agar para WNI dari Wuhan dapat memberi kabar kepada keluarganya.
"Saat ini kita masih mengupayakan WiFi dipasang agar bisa berkomunikasi dengan keluarga karena gawai mereka masih menggunakan setting-an Tiongkok," kata Anung di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020).
Baca Juga: Warga Natuna Tolak Karantina WNI dari Wuhan, Apa Tanggapan Kemenkes?
Menurut Anung, pihaknya sudah menyiapkan program karantina selama dua pekan. Pada hari ini, mereka yang dievakuasi diagendakan menjalani program olahraga.
"Kami sudah menyiapkan pedoman kegiatan selama 14 hari. Itu apa yang kami lakukan disana dengan melihat situasi keseluruhan. Hari ini, olahraga dan akan di update kebutuhan mereka," katanya.
Pihaknya juga akan memeriksa kesehatan para WNI yang dikarantina di Natuna. Nantinya, mereka akan diperiksa dua kali dalam sehari.
"Skenario di Natuna, pemeriksaan kesehatan dua kali sehari dalam bentuk pengukuran suhu, semuanya dalam keadaan baik," katanya lagi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan 238 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Wuhan, China. Menkes menambahkan dirinya akan memeriksa kembali kepastian jumlah tersebut karena WNI yang semestinya dievakuasi menurut rencana awal adalah sebanyak 245 orang.
Baca Juga: Kerusuhan Pecah usai WNI dari Wuhan Tiba di Natuna dan 4 Berita Lainnya
"Jadi 238 yang datang, menurut data," kata Menkes melalui pantauan video yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.
Dari 245 orang tersebut, ia menyebutakan empat orang di antaranya menyatakan tidak bersedia dievakuasi atas kehendak sendiri.
"Empat orang menyatakan untuk tidak mau berangkat karena lebih nyaman di sana. Meski kita sudah tawarkan semua," tambahnya.