Suara.com - Seorang perawat di Jerman diamankan oleh kepolisian setempat usai mencekoki morfin ke lima bayi yang sedang dirawat. Beruntung, bayi-bayi malang itu berhasil diselamatkan.
Dialihbahasakan dari The Guardian, Jumat (31/1/2020), perawat itu ditangkap pada Rabu (29/1/2020) waktu setempat setelah penyelidik menemukan jarum suntuk yang mengandung ASI dan sisa morfin di lokernya di Rumah Sakit Universitas Ulm, Jerman Selatan.
Kepala kepolisian Ulm Bernhard Weber mengatakan kelima bayi yang dicekoki oleh pelaku masing-masing berusia antara satu hari hingga lima minggu. Kasus tersebut berawal saat kelima bayi mengalami masalah pernapasan secara bersamaan pada 20 Desember 2019.
"Dengan pertolongan cepat yang dilakukan oleh staf, nyawa kelima bayi bisa diselamatkan," kata Bernhard dalam konferensi pers.
Baca Juga: Kemenlu Gelar Rapat Persiapan Evakuasi WNI di Wuhan
Tim medis rumah sakit awalnya menduga bayi-bayi itu tertular infeksi. Setelah dilakukan tes urin pada kelima bayi dinyatakan positif morfin.
Padahal, bayi-bayi itu tidak diberikan obat penghilang rasa sakit berat yang mengandung morfin. Pihak rumah sakit langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian setempat pada 17 Januari.
Polisi yang mendapatkan laporan langsung melakukan pemeriksaan di seluruh loker para perawat hingga menemukan barang bukti jarum suntik mengandung morfin di salah satu loker perawat.
Jaksa penuntut Ulm Christof Lehr mengatakan pelaku membantah telah meracuni kelima bayi itu. Meski demikian, ia yakin pelaku telah melakukan perencanaan sebelum melancarkan aksinya.
Saat ini pelaku belum didakwa secara resmi, namun ia dihadapkan dengan lima dakwaan percobaan pembunuhan dan pengerusakan tubuh. Rencananya, pihak kepolisian juga akan melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan pelaku.
Baca Juga: Bebas dari Penjara, Ini Perjalanan Kasus Luthfi Pembawa Bendera
Sementara itu, pihak rumah sakit mengakui sangat menyesalkan peristiwa tersebut bisa terjadi. Manajemen memastikan kondisi kelima bayi saat ini sudah stabil dan sudah bisa bernapas sendiri dalam waktu 48 jam.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan kami menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada orang tua dan anak-anak," demikian kata manajemen rumah sakit dalam sebuah pernyataan.