Pasokan Menipis karena Virus Corona, Turis China Borong Masker di Batam

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 31 Januari 2020 | 12:13 WIB
Pasokan Menipis karena Virus Corona, Turis China Borong Masker di Batam
Turis China memborong masker di Batam untuk bantuan akibat mewabahnya virus corona. (Batamnews/Yude)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wabah virus corona masih terus menghantui warga secara global, khususnya di China. Merebaknya virus tersebut serta isolasi yang dilakukan pemerintah China menyebabkan pasokan masker di negara Tirai Bambu itu menipis.

Menipisnya pasokan masker itu menjadikan puluhan turis China yang ada di Batam sengaja memborong masker untuk dibawa pulang ke negaranya.

Dilansir dari laman Batamnews.co.id (jaringan Suara.com), di Bandara Hang Nadim Batam, tampak puluhan bahkan ratusan turis yang akan kembali ke China terlihat membawa banyak kotak bertuliskan 'Masker N95'.

Pengurus Administrasi Agen Travel Eco Indo Travel, Suwardi yang mendampingi turis China tersebut membenarkan bahwa puluhan kotak yang dibawa itu berisi masker.

Baca Juga: Sebaran Virus Corona Sudah Capai 7.818 Kasus di 18 Negara, Ini Daftarnya

“Itu bentuk partisipasi mereka untuk dikirim ke Wuhan untuk bantuan," ujarnya, Kamis (30/1/2020).

Suwardi menyebutkan bahwa, turis-turis itu memang sengaja membeli masker itu di Batam karena mendengar stok masker di China mulai menipis.

"Ada sekitar 30 kotak lebih yang mereka beli di sini," kata Suwardi.

Direktur BUBU Hang Nadim Batam, Suwarso yang ikut mengawasi kepergian turis China itu juga membenarkan bahwa barang yang berada di dalam kotak tersebut adalah masker.

"Iya tadi kata petugas memang masker, kelihatan di mesin x-ray," kata Suwarso.

Baca Juga: WHO Akhirnya Umumkan Status Darurat Global Terkait Virus Corona

Diketahui, hingga Jumat (31/1/2020) hari ini, otoritas kesehatan nasional di China menyebut korban tewas akibat virus corona di negara itu sudah mencapai 213 orang dan ditemukan hampir 2.000 kasus baru. Di mana total virus mematikan itu sudah menginveksi lebih dari 7.000 di 18 negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI