Suara.com - Virus corona yang menyebar dari kota Wuhan, China telah mencapai ribuan kasus di berbagai negara. Hal ini menimbulkan sentimen rasis baik di dalam maupun luar negeri.
Sentimen rasis juga mulai mencuat di Kanada setelah ada tiga kasus virus corona di negara tersebut.
Dilaporkan The Guardian, Selasa (28/1/2020), komunitas China di Kanada menghadapi pelecehan rasis terkait virus corona. Seperti yang dialami oleh penduduk Toronto bernama Terri Chu.
Dalam cuitannya, Terri Chu mengatakan bahwa ia dan ibu-ibu China lainnya di sana takut akan "gelombang rasisme tak terhindarkan" yang menyertai penyebaran virus corona di seluruh dunia.
Baca Juga: Marcell Darwin Akui Setelah Nikah Rezekinya Tambah Lancar
Ia tidak menyadari betapa dalamnya reaksi yang akan terjadi.
"Banyak dari kita bahkan belum pernah ke China tetapi ketahuilah kami akan dicaci," cuit Terri.
Sementara itu, disadur dari Japan Times, Kamis (30/1/2020), lebih dari 9.000 orang telah menandatangani petisi yang mendesak salah satu dewan sekolah di daerah Toronto untuk menjaga anak-anak yang anggota keluarganya baru saja kembali dari Tiongkok.
Petisi itu juga meminta murid yang baru saja mengunjungi China tidak diperbolehkan keluar dari ruang kelas.
Beberapa bisnis di daerah Pecinan, Toronto bahkan memperlihatkan pelambatan.
Baca Juga: Salam Perpisahan untuk PSM Makassar, Marc Klok: Ini yang Terbaik buat Saya
Penolakan turis China di Sumatera Barat
Warga yang tergabung dalam GNPF Ulama Bukittinggi-Agam menolak kedatangan 174 turis China yang berkunjung ke wilayahnya.
Padahal sebelumnya, ratusan turis yang datang sejak Minggu (26/1) pagi itu disambut meriah oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.
Warga menolak dengan alasan wabah virus corona tengah merebak di negara Tirai Bambu itu. Mereka khawatir, virus corona bisa menyebar melalui para turis yang datang.
Aksi penolakan terjadi di luar hotel tempat para turis Cina tersebut menginap.
Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang Muhammad Taufik menanggapi aksi ini. Menurutnya, faktor utama penolakan warga Sumbar terhadap turis asal China bukan sepenuhnya karena virus corona.
Ia merasa ada sentimen anti-Tionghoa di balik penolakan tersebut.
Menurut Taufik, pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) seharusnya memberikan pengertian kepada kelompok-kelompok masyarakat yang menolak kedatangan wisatawan asal Kota Kunming Provinsi Yunan Tiongkok itu.
"Pemprov Sumbar harus bisa menjelaskan kepada masyarakat," jelas Muhammad Taufik saat dihubungi Covesia--jaringan Suara.com, Senin (27/1/2020).
Untuk diketahui, korban kematian akibat epidemi virus corona di China dilaporkan terus meningkat. Hingga Kamis (30/1/2020) korban tewas telah mencapai 170 orang dan lebih dari 1.700 infeksi baru terkonfirmasi, demikian laporan pemerintah setempat.