100 Hari Kerja Dikritik, Maruf: Jika Wapres Menonjol Jadi Matahari Kembar

Rabu, 29 Januari 2020 | 17:46 WIB
100 Hari Kerja Dikritik, Maruf: Jika Wapres Menonjol Jadi Matahari Kembar
Wapres Maruf Amin. (Suara.com/Ria Rizki).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjawab anggapan kinerja dirinya yang tidak menonjol selama 100 hari setelah dilantik sebagai pendamping Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, kalau dirinya menonjol, maka nantinya akan ada matahari kembar.

Maksud Ma'ruf mengatakan itu ialah karena posisi dirinya yang hanya menjadi wakil dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sedangkan yang dianggapnya mesti menonjol itu yakni Jokowi.

"Kan saya ini wakil presiden, yang nonjol kan presiden. Kalau wakil presidennya menonjol nanti ada matahari kembar," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).

Baca Juga: Maruf Amin dan Sultan Salat Jumat di Masjid Gedhe Kauman, GKR Hayu Salfok

Namun, Ma'ruf mengaku telah menjalani tugas-tugas yang sebagai Wapres. Tugas-tugas itu seperti mewakili kehadiran Jokowi untuk suatu acara, lalu mengikuti rapat kabinet.

"Juga saya jalankan dan juga sebenarnya menangani berbagai yang ditugaskan oleh presiden tapi sifatnya koordinatif, jadi kami hanya mengkoordinasi, bukan operasional," ujarnya.

Tugas-tugas khusus wapres pun dijalankan Ma'ruf selama 100 hari menjabat. Ia menjalankan rapat koordinasi khusus untuk menangani radikalisme di tanah air bersama menteri-menteri terkait.

Dirinya juga meneruskan konsen wakil presiden sebelumnya yakni Jusuf Kalla untuk masalah stunting.

"Itu saya kira memang tugas wapres seperti itu. Membantu presiden dan menangani tugas-tugas yang ditugaskan kepada saya wapres," pungkasnya.

Baca Juga: Terbang dari Kulon Progo, Maruf Amin Harapkan YIA Dongkrak Wisatawan Jogja

Sebelumnya, Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas menilai Ma'ruf kurang berani tampil di luar kandang. Hal itu dibuktikan dengan tidak hadirnya Ma'ruf dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kuala Lumpur atau KL Summit 2019 di Kuala Lumpur Convention Center di Malaysia beberapa waktu lalu.

Seharusnya kata Sirojuddin, Ma'ruf bisa lebih tampil terutama di dunia internasional. Sehingga Ma'ruf bisa mengambil peran yang strategis terutama di kalangan Islam dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI