Mahasiswa Indonesia di Wuhan: Banyak Berita Tak Benar Bikin Kami Stres

Rabu, 29 Januari 2020 | 13:32 WIB
Mahasiswa Indonesia di Wuhan: Banyak Berita Tak Benar Bikin Kami Stres
Petugas kesehatan di Bandara Changi, Singapura mendeteksi penumpang pesawat yang baru datang dari China terkait mewabahnya virus corona. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Tiongkok cabang Wuhan memastikan kondisi mahasiswa Indonesia di sana aman seiring dengan penyebaran virus corona.

Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua PPI Nur Musyafak melalui rilis bernomor 078/PPITW/PR/I/2020 yang dikeluarkan tanggal 24 Januari lalu, seperti diterima Suara.com, Rabu (29/1).

"PPI selalu berkoordinasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI. WNI di Wuhan dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI pun meminta untuk tidak panik," terang Nur.

Nur meluruskan dua kabar simpang siur yang menyebut seorang mahasiswa Indonesia terisolasi dan mahasiswa asal Jawa Timur kekurangan pangan karena terjebak wabah virus corona.

Baca Juga: Investasi China ke Indonesia Bakal Menurun Dihantam Virus Corona

Hal itu dianggap memicu kepanikan baik dari pihak orangtua maupuan PPI.

"Berita-berita yang tidak benar tersebut membuat kami sedikit stres dan panik. Padahal sudah berkali-kali diingatkan untuk tidak panik," imbuhnya.

PPI meminta semua pihak untuk tidak mudah mempercayai kabar yang beredar. Mengingat, para mahasiswa dan WNI kondisinya terkendali.

Sejumlah kampus bahkan meminta mahasiswanya untuk tetap tinggal di asrama. Mereka juga membagikan alat pelindung berupa masker, sabun cari, termometer gratis kepada mahasiswa.

Begitu pula dengan kondisi di Kota Wuhan yang akses transportasi sementara ditutup. Meski kondisi demikian, pemerintah memastikan pengiriman logistik tidak terganggu.

Baca Juga: Gelar Perkara Baru, Polisi: Jika Tak Bisa Buktikan, Luthfi Kena Bumerang

"Kondisi kami di Wuhan baik-baik saja. Semua mahasiswa dalam keadaan sehat. Ketersediaan bahan pangan tercukupi. Kalaupun menipis, masih ada supermarket yang buka," terang Nur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI