Mahasiswa Indonesia di China: Kami Hanya Bisa Berdoa Menunggu Kabar Baik

Rabu, 29 Januari 2020 | 11:29 WIB
Mahasiswa Indonesia di China: Kami Hanya Bisa Berdoa Menunggu Kabar Baik
Suasana sejumlah mahasiswa yang terisolasi dan harus tetap tinggal di dalam asrama Universitas Wuhan, China. (Foto: Aditya Fahmi/mahasiswa Indonesia di Universitas Wuhan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa Indonesia yang tengah berada di Wuhan masih belum bisa pulang ke Indonesia. Meski sudah ada rencana pulang ke tanah air pada 1 atau 2 Februari 2020, hal itu belum bisa dipastikan.

Salah satu mahasiswa asal Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Pramesti Ardita Cahyani mengatakan jika kepastian pulang belum bisa dipastikan lantaran kondisi Wuhan yang masih ditutup pemerintah China.

"Belum bisa dipastikan bisa pulang atau tidak karena melihat kondisi Wuhan saat ini juga masih di lock. Jadi kami hanya bisa menunggu kabar baik dari KBRI," kata Pramesti melalui pesan singkat WhatsApp yang diterima kontributor Suara.com, Rabu (29/1/2020).

Pramesti bersama kawan-kawannya mengaku panik ketika pertama kali mendengar tentang kabar virus corona di Wuhan tempat ia studi. Namun, berkat dukungan dan komunikasi antar sesama pelajar di sana, mereka bisa bertahan dan dalam kondisi aman.

Baca Juga: Begini Kondisi Kota Wuhan Sesungguhnya Menurut Mahasiswa Indonesia

Penampakan Mahasiswa Indonesia saat di kamar asrama Wuhan, China yang sedang diteror virus corona. (Foto dari Pramesti Ardita Cahyani, Mahasiswa Unesa)
Penampakan Mahasiswa Indonesia saat di kamar asrama Wuhan, China yang sedang diteror virus corona. (Foto dari Pramesti Ardita Cahyani, Mahasiswa Unesa)

"Panik dan takut itu pasti, tapi kami tetap bisa bertahan dalam keadaan yang baik-baik saja karena dari ketua ranting, Ketua perhimpunan pelajar Indoensia-Tiongkok juga selalu menjaga komunikasi sama kami semua dengan baik. Jadi sejauh ini alhamdulillah baik-baik saja," jelasnya.

Kondisi Wuhan yang terisolasi menjadi sangat sepi berbarengan dengan jadwal liburan musim dingin. Sehingga banyak mahasiswa lain yang telah pulang ke negara masing-masing.

Pramesti mengatakan jika ia selalu menggunakan masker untuk bepergian, serta mencuci tangan untuk setiap kegiatan yang ia lakukan untuk menjaga kebersihan dan terhindar dari bakteri.

"Kami selalu menggunakan masker ke mana-mana, dan selalu mencuci tangan menggunakan liquid handwash yang di bagikan oleh kampus beberapa hari yang lalu," lanjutnya.

Karena kondisi yang di lockdown selama kurang lebih 7 hari, warganya tak diperkenankan untuk bepergian secara bebas tentu makanan yang ada di dalam asrama ataupun rumah tempat mahasiswa ini tinggal semakin menipis.

Baca Juga: Pesan Mendalam Mendikbud Nadiem Makarim untuk Mahasiswa di Wuhan

Namun, Pramesti mengaku stok makanan masih mencukupi untuk beberapa hari kedepan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI