Suara.com - TNI Angkatan Udara masih menunggu instruksi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China yang kini sedang diteror virus corona.
Untuk mengevakuasi para WNI di negeri tirai bambu itu, TNI AU telah menyiagakan tiga unit pesawat dan petugas kesehatan.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Fajar Adriyanto menyampaikan tiga unit pesawat yang disiagakan, yakini dua unit Boeing B737 dan satu unit C130 Hercules. Adapun, tim medis yang disiagakan yakni dari personel Batalyon Kesehatan TNI AU.
Menurut Fajar, kekinian pihaknya masih menunggu instruksi dari Kemenlu. Fajar memastikan bahwa pihak sudah siap jika harus diberangkatkan untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, China.
Baca Juga: Sebar Hoaks Virus Corona di Facebook, Lelaki 34 Tahun Diringkus di Malaysia
"Nunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana, untuk agar kami bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam," kata Fajar saat dikonfirmasi, Rabu (29/1/2020).
Kendati begitu, Fajar tak merinci berapa jumlah personel Batalyon Kesehatan TNI AU yang telah disiagakan untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, China. Namun, Fajar memastikan bahwa pihaknya telah mempersiapkan hal tersebut secara matang.
"Begini semua itu sudah menyiapkan anti penularan untuk crew yang menjemput. Itu mungkin dengan masker dan segala macam, kemudian makanannya juga harus dikontrol dan juga nanti begitu kembali nanti akan dikarantina dulu," katanya.
"Jadi tidak langsung turun langsung bebas dikarantina dulu. Yang kita siapkan itu, briefingnya demikian," imbuh Fajar.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut pilihan evakuasi WNI dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China merupakan pilihan terbuka. Namun evakuasi itu tidak mudah dilakukan.
Baca Juga: Antisipasi Wabah Corona, NOC Indonesia Konsultasi dengan Menkes
Sebab status karantina yang ditetapkan pemerintah setempat terhadap tempat asal penyebaran virus corona tipe baru. Indonesia harus bicara dengan otoritas China.
“Tentunya evakuasi adalah opsi yang terbuka, tetapi evakuasi di sebuah wilayah yang (berstatus) lockdown tidak bisa dilakukan dengan serta merta. Kita harus bicara dengan otoritas China karena ada aturan-aturannya,” kata Retno usai meluncurkan Keketuaan Indonesia untuk Foreign Policy and Global Health (FPGH) Initiative di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Selain pembicaraan dengan pemerintah China, Kemlu juga telah melakukan rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan di dalam negeri, seperti Kemenkopolhukam, TNI, dan Kemenkes, untuk mulai memetakan langkah-langkah jika opsi evakuasi diambil.
“Baik dari rutenya kemudian persyaratan yang terkait dengan karantina sebelum mereka berangkat dan setiba mereka di sini,” ujarnya.