Beda Indonesia dan Jepang di Tengah Teror Virus Corona

Rabu, 29 Januari 2020 | 10:24 WIB
Beda Indonesia dan Jepang di Tengah Teror Virus Corona
Suasana sejumlah mahasiswa yang terisolasi dan harus tetap tinggal di dalam asrama Universitas Wuhan, China. (Foto: Aditya Fahmi/mahasiswa Indonesia di Universitas Wuhan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sampai Rabu (29/1/2020) ini Indonesia belum memikirkan untuk menjempur warga negara yang terisolasi di Wuhan karena corona. Sementara Jelang sudah menjemputnya.

Sebuah pesawat sewaan yang membawa pulang 206 warga negara Jepang dari Wuhan, pusat wabah virus corona. Pesawat itu sudah tiba di bandara Haneda, Tokyo, Rabu (29/1/2020).

Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat virus itu telah meningkat menjadi 132 orang.

Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan, Selasa (28/1/2020), warga negara Jepang yang berharap bisa pulang ke Tanah Air berjumlah 650 orang dan pemerintah sedang menyiapkan penerbangan tambahan.

Baca Juga: Warga Cirebon Diduga Kena Corona, Ternyata Cuma Infeksi Paru-paru

Perdana Menteri Shinzo Abe menekankan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan semua langkah yang memungkinkan guna membawa pulang seluruh warga negara itu, yang ingin kembali ke Jepang.

Selasa (28/1/2020) kemarin, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan Indonesia belum memikirkan akan mengevakuasi warganya dari Wuhan karena bahaya virus corona. Sebab pemerintah belum tahu caranya untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Wuhan merupakan kota di China yang menjadi wilayah sumber penyebaran virus Corona. Mahfud mengklaim pemerintah belum memikirkan cara untuk mengevakuasi lantaran negara lain pun ada yang mengevakusi warganya dari Kota Wuhan.

"Belum, belum dipikirkan karena belum ada negara lain pun yang evakuasi," kata Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).

Adapun, Mahfud menyebut Jepang baru berencana untuk mengevakuasi warganya dari Kota Wuhan. Namun, kekinian kata dia itupun belum dilakukan.

Baca Juga: Gara-Gara Paspor Dirobek Anjing, Perempuan Ini Terhindar dari Virus Corona

"Baru, dia (Jepang) bilang, tapi sampe hari ini tadi belum, cuma rencana-rencana aja," katanya.

Wabah virus corona jenis baru di China hingga Rabu (29/1/2020) pagi telah mengakibatkan 132 orang tewas dan 103 lainnya diizinkan meninggalkan rumah sakit.

Data pemerintah setempat menyebutkan bahwa terdapat 5.997 orang di China dinyatakan positif 2019-nCoV, termasuk delapan orang di Hong Kong, tujuh di Makau, dan delapan di Taiwan.

Selain itu, terdapat pula 9.239 orang dinyatakan sebagai terduga terinfeksi 2019-nCoV.

Satu kasus baru ditemukan di Daerah Otonomi Tibet di wilayah barat daya China.

Sehari sebelumnya, otoritas China pada Selasa (28/1) melaporkan bahwa hingga 27 Januari 2020, total ada 106 orang meninggal akibat virus corona baru yang menyebar di seluruh negara tersebut. Jumlah itu naik dari sebelumnya, yang 'hanya' 81orang.

Hingga 27 Januari, jumlah total kasus terkonfirmasi di China juga bertambah menjadi 4.515 dari 2.835 yang dilaporkan sehari sebelumnya, demikian dinyarakan Komisi Kesehatan Nasional.

Sementara itu, otoritas Kota Tangshan di China mengumumkan pada Selasa bahwa semua alat transportasi umum di dalam kota dihentikan sebagai upaya untuk mencegah virus corona baru menyebar lebih lanjut.

Pernyataan itu diunggah di dalam akun resmi pemerintah kota di Weibo.

Tangshan, di Provinsi Hubei utara, adalah kota terbesar yang memproduksi baja di China.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI