Suara.com - Kedutaan besar China di Denmark marah setelah media Jyllands-Posten memakai gambar satire terkait virus corona dalam artikel beritanya.
Gambar yang dipermasalahkan berjudul "Coronavirus". Gambar itu menyerupai bendera China (bendera merah lima bintang) tapi lima bintang kuningnya diganti dengan partikel-partikel virus corona.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Senin (27/2/2020), kedubes China di Denmark menyatakan kemarahannya kepada Jyllands-posten yang menerbitkan "gambar satire" yang dibuat oleh seniman Denmark, Niels Bo Bojesen.
Bagi mereka, gambar itu merupakan penghinaan terhadap China dan menyakiti perasaan orang-orang China.
Baca Juga: Mau Lihat Saluran Air, Prasetio ke Kontraktor Revitalisasi Monas: Buka Tuh
"Tanpa simpati dan empati, ia telah melanggar garis bawah masyarakat beradab dan batas etika kebebasan berbicara dan menyinggung hati nurani manusia," sebagaimana dikutip Suara.com dari pernyataan tertulis di situs resmi kedutaan besar China untuk Denmark.
Mereka menuntut agar Jyllands-posten dan Niels Bo Bojesen mengakui kesalahannya dan secara terbuka meminta maaf kepada orang-orang China.
Kedubes China menyayangkan hal ini terjadi di tengah wabah virus corona yang telah merenggut 81 jiwa di China.
Dilansir dari New Straits Times, Selasa (28/1/2020), Pada 2005, Jyllands-Posten juga pernah menerbitkan gambar-gambar satir tentang Nabi Muhammad yang menyebabkan kemarahan Muslim di seluruh dunia.
Pemimpin redaksi Jacob Nybroe mengatakan surat kabarnya tidak bermaksud mengolok-olok situasi di China. Ia pun menolak untuk meminta maaf.
Baca Juga: Aktris 50 Tahun Pakai Bikini, Tips Bikin Konten dari Tasya Farasya
"Kami tidak mau minta maaf atas sesuatu yang kami yakini tidak salah. Kami tidak berniat merendahkan atau mengolok-olok situasi di China dan kami tidak mengira gambar itu mengarah kesana," kata Nybroe kepada kantor berita setempat, Ritzau.