100 Hari Jokowi - Ma'ruf Amin, Rocky Gerung Beri Nilai 9 untuk Kebohongan

Selasa, 28 Januari 2020 | 18:49 WIB
100 Hari Jokowi - Ma'ruf Amin, Rocky Gerung Beri Nilai 9 untuk Kebohongan
Rocky Gerung. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, pengamat politik Rocky Gerung memberi nilai tinggi untuk kebohongan.

Hal ini disampaikan Rocky saat hadir dalam wawancara bersama dengan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu di acara Resonansi TV. Videonya juga diunggah ke kanal Youtube Rocky Gerung Official pada Selasa (28/1/2020).

Pembawa acara, Hersubeno Arief awalnya meminta dua narasumber itu untuk memberi nilai pemerintahan Jokowi-Ma'ruf yang akan masuk 100 hari ini.

Rocky Gerung berkata, "Saya kasih nilai sembilan."

Baca Juga: Cegah Hoaks Virus Corona, Kominfo: Agar Tak Jadi Isu Politik

Mendengar nilai yang disebutkan Rocky, Hersubeno dan Said Didu terkejut.

Hersubeno lantas bertanya, "Sembilan dari berapa?"

"Sembilan untuk kebohongan," kata Rocky yang kemudian disambut gelak tawa Hersubeno dan Said Didu.

Sementara itu Said Didu memberi nilai jelek untuk pemerintahan Jokowi dan ia anggap tidak lulus.

"Saya kalau periode pertama (Jokowi), akumulasi ya 5, tapi periode kedua sekarang saya kasih 3," ucap Said Didu.

Baca Juga: Kasus Fitnah Pesugihan, Ruben Onsu Diperiksa Pekan Depan

Hersubeno bertanya, "Enggak lulus dong?"

"Lima juga enggak lulus, tiga DO (drop out)," kata Said Didu.

Said Didu juga menilai periode pertama Jokowi dengan angka F. Sehingga ia merasa, Jokowi tidak berhak mengulang atau melakukan perbaikan.

Rocky Gerung dan Muhammad Said Didu di Resonansi TV (Screenshot YouTube Rocky Gerung Official)
Rocky Gerung dan Muhammad Said Didu di Resonansi TV (Screenshot YouTube Rocky Gerung Official)

Baik Rocky Gerung maupun Said Didu berpendapat bahwa Jokowi tidak berhasil mencapai visi misinya. Sebab Indonesia belum menjadi bangsa yang maju, tidak mandiri dan masih terjadi konflik.

"Kita sama sekali enggak mandiri, kalau kita mandiri, enggak impor macam-macam. Kita tetap tergantung pada luar negeri, dan itu yang dikeluhkan oleh publik," ujar Rocky.

Ia menambahkan bahwa sampai sekarang di Indonesia masih berlangsung konflik horizontal, konflik identitas dan perselisihan yang berunsur muatan politik.

"Ada gotong royong, yang gotong royong cuman elit saja kan, kabinetnya yang gotong royong, gotong royong untuk berbohong itu," ucap Rocky.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI