Ia menganggap bahwa kondisi TVRI saat awal ia menjabat tidak sebaik saat ini, salah satunya ialah ada jenjang umur yang jauh berbeda di antara 4.800 karyawan yang didominasi usia tua ketimbang usia muda. Selain itu, Helmy juga menyoroti sejumlah kondisi lain di antaranya mengenai logo, peralatan, hingga jumlah anggaran.
"4.800 karyawan kami, 72 persen itu usianya nonmilenial alias kolonial di atas usia 40 tahun. Yang milenial di bawah 40 (tahun) hanya 28 persen. Tentu sangat tidak ideal untuk sebuah media, sebuah lembaga yang bergerak dalam industri kreatif. Ratingnya share-nya juru kunci, dari 15 kami nomor 15, logonya jadul kata orang," kata Helmy.
Kendati saat ini Helmy sudah diberhentikan oleh Dewan Pengawas sebelum habis masa jabatan, ia mengaku tidak ada penyesalan dalam dirinya. Justru ia menganggap hal tersebut menjadi sebuah pengalaman mahal.
"Apakah saya menyesal? Tentu saja tidak. Bagi saya ini adalah satu pengalaman hidup yang mahal sekali, saya diminta sharing ke mana-mana," ujar Helmy.
Baca Juga: Dicopot TVRI karena Liga Inggris, Petisi Kembalikan Helmy Yahya Bergema