Korban Tewas Akibat Gempa Turki Bertambah Jadi 35 Orang

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 27 Januari 2020 | 07:34 WIB
Korban Tewas Akibat Gempa Turki Bertambah Jadi 35 Orang
Gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Turki pada Jumat (25/1/2020) malam waktu setempat menewaskan sedikitnya 21 orang. (Foto:AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim-tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menarik 45 orang dari gedung-gedung runtuh, kata badan penanganan bencana Turki, Minggu, sementara jumlah korban tewas akibat gempa bumi di wilayah timur itu sudah mencapai 35 orang.

Para penyelamat bekerja pada suhu di bawah nol derajat. Mereka menggunakan bor, alat penggali mekanik serta tangan kosong untuk terus mencari para penyintas di tiga lokasi di Provinsi Elazig.

Provinsi itu diguncang gempa dengan magnitudo 6,8 pada Jumat (24/1) pagi.
Gempa menewaskan 31 orang di Elazig dan empat lainnya di provinsi di dekatnya, Malatya.

Gempa tersebut diikuti dengan lebih dari 700 gempa susulan, kata Badan Bencana dan Kedaruratan AFAD, Minggu.

Baca Juga: Gempa 6,8 SR Guncang Turki, 21 Orang Tewas

Lebih dari 1.600 orang mengalami luka.

AFAD mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di tiga lokasi di Elazig.

AFAD mendesak para warga untuk tidak kembali ke gedung-gedung yang rusak karena bangunan seperti itu berpotensi ambruk.

Badan tersebut mengatakan pihak berwenang telah mencatat ada 645 gedung yang rusak parah dan 76 lainnya runtuh di dua provinsi.

Presiden Tayyip Erdoga mengatakan rumah-rumah dengan kerangka baja akan segera dibangun di wilayah itu bagi para warga yang kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga: BNPB dan ITB Temukan Zona Sesar Baru Pemicu Gempa Maluku Bermagnitudo 6,5

Turki dalam sejarahnya telah beberapa kali dihantam gempa hebat. Pada Agustus 1999, lebih dari 17.000 orang tewas ketika gempa berkekuatan 7,6 magnitudo mengguncang Izmit, kota di sebelah tenggara Istanbul.

Pada 2011, gempa bumi di Kota Van di Turki timur menewaskan lebih dari 500 orang.

Sumber: Antara/Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI