Suara.com - Virus corona yang telah menelan puluhan korban jiwa dalam ribuan kasus memaksa orang-orang untuk melakukan upaya pencegahan. Salah satunya adalah dengan memakai masker dan pembersih tangan (hand sanitizers).
Imbasnya, apotek di Hong Kong dipadati orang-orang yang membeli masker hingga persediannya habis.
Dilaporkan Bloomberg, Jumat (24/1/2020), persediaan masker dan pembersih tangan habis dua hari lalu di apotek Cheung Tai di salah satu distrik Hong Kong.
Menurut Lee, seorang karyawan di sana, mengatakan bahwa sarung tangan medis juga laris terjual.
Baca Juga: UGM Dukung Program Kampus Merdeka ala Nadiem Makarim
Sementara itu, pabrik-pabrik yang membuat masker, hand sanitizers, ataupun sarung tangan telah tutup karena liburan Tahun Baru Imlek, katanya. Apotek tidak akan dapat mengisi kembali persedian produk tersebut untuk setidaknya satu minggu lagi.
Matthew Cheung, pejabat tertinggi kedua Hong Kong, mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis (23/1), "Kami sadar ada kepanikan membeli di pasar, Beberapa persediaan masker baru akan tiba minggu depan".
Sementara itu, Dewan Konsumen Hong Kong meminta para pedagang untuk tidak menaikkan harga masker lantaran adanya wabah virus corona.
Penjualan dan produksi masker di berbagai negara seperti Jepang dan China juga meningkat.
Raksasa e-commerce Alibaba Group Holding mengklaim telah menjual 80 juta masker melalui situs web Taobao pada hari Senin dan Selasa, kata perusahaan itu di akun resmi Weibo.
Baca Juga: Sapa Anies di Rakerda Gerindra DKI, Sandiaga: Kangen Bro
Di Jepang, pabrik yang menghasilkan produk-produk higienis sekali pakai, Unicharm Corp telah bekerja 24 jam sejak 17 Januari gara-gara pesanannya meningkat sepuluh kali lipat.