Suara.com - Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta menyatakan revitalisasi Monumen Nasional (Monas) adalah untuk mengembalikan fungsinya atau sesuai rancangan yang dirumuskan.
"Kita lihat, kami akan tata kembali supaya kawasan yang sebelumnya mungkin belum tertata dan rapih, akan kami rapihkan, akan kembalikan ke fungsinya, karena ini Taman Medan Merdeka," kata Kepala Dinas CKTRP DKI Jakarta Heru Hermawanto saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu (25/1/2020).
Heru berbicara soal revitalisasi sisi Selatan Monas yang sempat ramai diperbincangkan masyarakat karena ada sekitar 190 pohon ditebang. Heru menjelaskan dalam rancangan revitalisasi Monas, pohon-pohon tersebut memang tidak seharusnya berada di situ.
"Kemarin kalau ada pohon, itu posisinya di sini (sisi Selatan sebelah kanan dan kiri) jadi kami enggak bakal menebang di posisi yang memang tidak seharusnya. Jadi kami wujudkan rencananya, supaya tertata semua, dengan harapan semua interaksi Jakarta ini bisa ada di Monas," ujarnya.
Baca Juga: Kontraktor Revitalisasi Monas Sewa Alamat, BPPBJ DKI: Its Okay, Gak Masalah
Sementara Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan pada Jumat (24/1/2020) bahwa meski kawasan selatan direvitalisasi saat ini, fungsi parkir dan ekonomi (Lenggang Jakarta) akan tetap ada.
"Fungsi parkir dan fungsi kaki lima kita tetap kita pertahankan. Kan nanti bisa pohon-pohonnya itu bisa didesain bertambah," kata Saefullah.
Revitalisasi Monas memicu kontroversi karena disebut mengorbankan sekitar 190 pohon dan dikerjakan oleh kontraktor bermasalah. Tetapi tudingan itu telah dibantah oleh Pemerintah DKI Jakarta dan kontraktor yang memenangkan tender, PT Bahana Prima Nusantara.
Revitalisasi Monas dianggarkan senilai Rp 71,3 miliar dan dikerjakan oleh PT Bahana Prima Nusantara sebagai pemenang tender dengan penawaran Rp 64,41 miliar.
Baca Juga: Kontraktor Klaim Revitalisasi Monas Rampung Februari 2020