Suara.com - Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, bertemu Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu di Gedung Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU), Sabtu (25/1/2020).
Pertemuan yang diprakarsai Wahid Foundation ini juga diisi oleh diskusi terbuka bertajuk "Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia - Malaysia".
Pada kesempatan tersebut, Mahfud menyebut Indonesia dan Malaysia harus memunyai pandangan bersama dapam menyikapi kelompok Abu Sayyaf. Sebab, kelompok tersebut kerap menculik warga negara lain, salah satunya Indonesia.
"Kita diganggu terus ini oleh Abu Sayyaf. Kita (Indonesia-Malaysia) harus punya sikap yang sama tentang Abu Sayyaf, menculik orang kita terus," kata Mahfud.
Baca Juga: 5 WNI Diculik Abu Sayyaf, Pemerintah Baru Pikir Penyelesaian Jangka Panjang
Untuk itu, Mahfud memunyai rencana untuk bertandang ke Malaysia guna membahas permasalahan tersebut. Sebab, masih ada WNI yang masih diculik oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Mungkin dalam waktu yang tidak lama saya juga akan datang ke sana (Malaysia).untuk berbicara tentang Abu Sayyaf. Ini baru membebaskan tiga orang, lima orang diculik lagi dan sudah 44 orang Indonesia diculik, dibebaskan diculik lagi, dibebaskan diculik lagi," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, lima awak kapal WNI dilaporkan kembali diculik saat berada di tepi timur perairan Sabah, Malaysia, tepatnya di Lahad Datu oleh kelompok Abu Sayyaf dari Filipina selatan.
Penculikan itu terjadi setelah sebelumnya pemerintah Indonesia bersama Filipina berhasil membebaskan tiga awak kapal WNI dari kelompok Abu Sayyaf.
Para awak yang diculik adalah kapten kapal Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53) dan Syarizal Kastamiran (29).
Baca Juga: 5 Nelayan Indonesia Kembali Diculik, Mahfud MD: Abu Sayyaf Belum Mati-mati
Semuanya disebut sebagai orang Indonesia yang bekerja di perusahaan perikanan yang berbasis di Sandakan, Malaysia.