Aku Korban Dukun Cabul, Kisah Pelecehan di Balai Pengobatan Tradisional

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 25 Januari 2020 | 18:41 WIB
Aku Korban Dukun Cabul, Kisah Pelecehan di Balai Pengobatan Tradisional
[BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak hanya di Indonesia, pengobatan tradisional atau biasa disebut sebagai “pengobatan alternatif” juga tumbuh kembang di kawasan Amerika selatan. Namun, tak jarang pula pengobatan itu hanya kedok bagi dukun cabul.

Peringatan Redaksi:artikel ini berisi rincian serangan seksual, sehingga diminta kebijaksaan para pembaca. Semuanya untuk memberi detail modus lelaki cabul agar setiap pihak bisa menghindarinya.

Pusat pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan asli Amazon, yang dikenal dengan nama ayahuasca menarik banyak pasien dan juga turis.

Pusat pengobatan ini disebutkan memberikan bantuan untuk mereka yang mengalami kecanduan, depresi dan trauma.

Baca Juga: Dukun Cabul Modus Ritual Buang Sial Incar Para Gadis di Facebook

Namun sejumlah perempuan melontarkan tuduhan para dukun mencabuli mereka, satu sisi gelap dari pusat pengobatan itu.

Saat Rebekah kali pertama mencoba pergi ke ayahuasca di Peru pada 2015, ia mengatakan hanya karena sekadar ingin tahu.

"Saat itu saya pikir menarik dan saya ingin mencoba saja," kata Rebekah, seorang warga Selandia Baru yang berumur 20-an tahun. Ia meminta BBC untuk tidak mengunkap namanya.

"Saya berkunjung ke pusat pengobatan dan saya merasa nyaman," ceritanya.

Pusat pengobatan tradisional Ayahuasca yang menggunakan berbagai tanaman ini dapat membawa memori lama yang hilang.

Baca Juga: 20 Korban Dukun Cabul di Karawang Berusia 15 hingga 17 Tahun

"Seperti dibawa dengan sangat pelan melalui pengalaman-pengalaman masa lalu yang gelap," kata Rebekah.

"Setelah kembali ke rumah, saya merasa hubungan dengan keluarga jadi jauh lebih kuat. Saya merasa lebih mudah untuk bercerita apapun," tambahnya.

"Orang-orang mengatakan ayahuasca seperti mengalami 20 tahun psikoterapi. Dan saya sangat percaya dengan itu."

Pengobatan di Ayahuasca didahului dengan upacara pada malam hari, dipimpin oleh dukun.

Dukun perempuan atau laki akan minum cairan coklat pekat, campuran dua tanaman Amazon, baru kemudian membantu terapi orang-orang yang datang.

Tanaman ini digunakan oleh berbagai suku di kawasan Amazon selama berabad-abad dan belakangan ini terjadi peningkatan tinggi dan dikenal dengan tren "wisata ayahuasca".

Sejumlah pengobatan tradisional dibuka. Orang-orang yang datang bertujuan untuk membantu masalah kesehatan mental. Ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa ayahuasca dapat menjadi pengobatan efektif.

Sekitar setengah jam setelah upacara dimulai, campuran cairan ini mulai terasa pengaruhnya dan sang dukun akan mulai melantunkan mantra atau yang dikenal dengan icaros, yang membantu para peserta merasakan berbagai pengalaman masa lalu.

Yang menenggak campuran ini ada yang muntah dan terkadang ada yang mengalami diare.

Saat Rebekah berkunjung, dia adalah satu-satunya perempuan yang datang tanpa pasangan. Ia merasa sang dukun memberikan perhatian khusus padanya.

"Cara dia merawat saya sangat berbeda, dan saat itu saya tidak curiga. Namun kalau saya coba ingat lagi, harusnya saya sudah mulai curiga," kata Rebekah.

Setahun kemudian, Rebekah kembali ke pengobatan tradisional yang sama di Peru. Dukun yang sama memimpin upacara.

Sekali lagi, kata Rebekah, ia diperlakukan berbeda dengan yang lain. Ada semacam rayuan. Dukun itu juga mulai mencurahkan cerita ke Rebekah.

"Ia terus cerita bahwa ia banyak masalah termasuk dengan istrinya dan bahwa hasrat seksualnya tidak tersalurkan. Dan saya adalah orang yang dapat mengobatinya."

Rebekah saat itu berusia 20 tahun dan sang dukun berusia 50 tahun.

"Ia juga berjanji memberikan kekuatan spiritual bila kami berhubungan."

Rebekah mengatakan dukun mencabulinya dan membujuknya melakukan tindak seksual.

"Menjijikkan," katanya. "Dia kan dukun, seharusnya dia punya moral tinggi dan saya percaya padanya.”

Setelah dicabuli, Rebekah meninggalkan pusat pengobatan itu dan Perlu.

"Saya memesan tiket pesawat dan keluar dari semua itu," tambahnya.

Ia merasa dikhianati dan terus bertanya mengapa seseorang yang seharusnya memandu dan melatihnya "Justru mengeksploitasi kekuatan yang kumiliki.”

Dukun yang dituding Rebekah masih menjadi ketua di pusat pengobatan tradisional yang mendapatkan lima bintang terkait tingkat pelayanan.

"Dia masih di situ," kata Rebekah, yang masih merasa marah atas pengalamannya.

Tangannya bergetar. "Ada pusat-pusat pengobatan lain yang masih beroperasi. Ada sejumlah perempuan yang mengalami pencabulan di sana."

***

Pelecehan seksual menjadi salah satu topik dalam dunia pengobatan tradisional Amazon ini.

Para dukun dituduh melakukan pencabulan dan banyak kesaksian pelecehan seksual ini di forum internet.

Satu nama yang banyak muncul adalah Guillermo Arévalo, dukun terkenal yang mendapat penghargaan dari Kongres Peru atas upayanya dalam pembangunan yang berkelanjutan.

"Dia sering berkunjung ke Canada," kata satu perempuan berusia 40an yang kami panggil Anna.

"Bisnis ini cukup menguntungkan dengan upacara besar. Banyak yang datang dan harus membayar sekitar USD228 (Rp3 juta) untuk datang dan bertemu dengan Guillermo. Dia memiliki status khusus dan untuk duduk dengannya di satu upacara seperti satu penghargaan," kata Anna.

Ayahuasca [BBC]
Ayahuasca [BBC]

Anna, yang sangat tertarik dengan pengobatan alternatif, berharap ayahusca dapat membantunya mengatasi kecanduan heroin.

Pada mulanya ia sangat terkesan pada Arévalo.

"Seperti banyak orang lain, saya terkesan dengan kehadiran dan kemampuan dukun yang memimpin upacara," katanya.

"Mantranya (mengesankan). Ia adalah dukun yang bagus."

Namun upacara yang ia ikuti tujuh tahun lalu secara dramatis mengubah pendapat Anna soal pengobatan tradisional Amazon itu.

"Kondisi saat itu gelap gulita, ruangan tak ada jendela. Banyak orang saat itu.”

"Saya masih merasakan efek obat. Terdengar berbagai suara, ada yang menangis, ada yang mendesah atau mengucapkan berbagai hal yang tak masuk akal."

"Kalaupun saya mengucapkan sesuatu, tak akan ada orang yang menanggapi," kata Anna.

Anna saat itu dalam keadaan terlentang.

"Guillermo datang dan duduk di samping saya, ada perasaan lega karena saya merasa akan mendapatkan bantuan," ceritanya.

"Ia mulai melantunkan mantra dan meletakkan tangan di atas perut saya, hal yang normal. Namun kemudian tangannya meraba celana saya. Saya merasa membeku tak bisa bergerak. Saya terlentang ketakutan. Dia kemudian meraba seputar payudara saya," tambahnya lagi.

Yang Anna ingat adalah "Tidak percaya (apa yang dilakukan dukun) dan bingung."

Anna perlu waktu enam tahun untuk bisa menyuarakan apa yang terjadi padanya.

"Perempuan disyaratkan untuk menerima perlakukan seperti ini. Bagi saya, yang mengalami kecanduan dan mengalami hubungan tak baik dengan pria, serta sejarah pelecehan seksual pada masa kecil, merasa ada kesamaan dengan pengalaman saya."

Risiko dan manfaat?

Studi ilmiah awal menunjukkan ayahuasca memiliki manfaat pengobatan dan mengandung DMT, bahan yang ilegal di Inggris serta memiliki risiko.

Laporan 2015 menemukan enam sukarelawan yang mengalami depresi menunjukkan gejala yang semakin buruk setelah menenggak cairan tradisional ini.

Studi terpisah dua tahun kemudian menunjukkan, obat tradisional dapat membantu orang yang mengalami gangguan makan. Psikolog juga menyebutkan obat tradisional ini mungkin dapat membantu orang yang mengalami gangguan trauma.

Kementerian Luar Negeri Inggris memperingatkan bahwa sejumlah orang mengalami "sakit parah dan kematian dalam sejumlah kasus" setelah terlibat dalam upacara ayahuasca.

Kemenlu menyatakan sebagian pusat pengobatan ini jauh dari perumahan penduduk dan sebagian tidak memiliki fasilitas medis.

Satu kelompok yang menyebut diri komunitas kesadaran akan Ayahuasca di Kanada, Ayahuasca Community Awareness Canada—dengan anggota termasuk akademisi—menandatangani surat tentang tingkah laku Arévalo's behaviour dan diedarkan di pusat-pusat pengobatan.

Surat ini menyebutkan mereka mengambil langkah ini karena banyak yang mengeluh tentang perilaku sang dukun serta menyebut laporan pelecehan seksual dan hubungan seks yang dilakukan bukan atas dasar suka sama suka.

Ketika orang yang menandatangani semakin banyak dan surat itu dikeluarkan untuk umum, Arévalo menghentikan kunjungan ke Kanada untuk memimpin upacara.

Saat BBC melacak keberadaannya, Arévalo masih aktif di penjuru dunia dan saat ini tinggal di Peru.

Pusat pengobatan itu dulu bernama Anaconda dan saat kami berada di sana namanya berubah menjadi Bena Shinan.

Ada sejumlah turis asing yang duduk berkeliling di satu ruang makan di belakang kami.

Kami tanyakan tuduhan pelecehan seksual kepada Arévalo, pria berusia 71 tahun dengan gigi perak dan emas.

"Saya tidak menerima tuduhan itu karena itu tidak benar," katanya tegas. "Terkadang orang membayangkan yang tidak-tidak."

Ia mengatakan mendengar surat dari anggota komunitas ayahuasca namun tak pernah membacanya.

"Tuduhan itu tidak benar. Tidak mengganggu saya dant tuduhan itu tidak akan membunuh saya," katanya.

Tuduhan itu, katanya lagi adalah "imajinasi orang yang lagi tak sehat."

"Bila kamu menyentuh orang yang pernah dilecehkan atau diperkosa, mereka merasakan seolah pengalaman yang sama. Itu yang saya kira terjadi."

“Kami menyebut tuduhan dari Anna dan ia mengatakan tidak ingat menyentuh pasien dalam upacara di Kanada.”

Namun Anna menyatakan,"Apalagi yang bisa dia lakukan selain menyanggah.”

Bagaimana dengan klaimnya bahwa Anna membayangkan serangan seksual?

“Sangat mengejutkan," kata Anna.

Walaupun Arévalo menyanggah mencabuli siapapun, ia mengakui bahwa dukun-dukun yang menjadi anak buahnya berhubungan seks dengan "orang-orang yang tak sehat."

Ia mengatakan ia tak lagi bekerja dengan dukun-dukun itu dan pada sejumlah kasus para pasien lah yang menginginkan hubungan seks.

"Perempuan barat yang datang juga mencari para dukun," katanya.

Pengalaman Anna dicabuli tidak berakhir dengan Guillermo Arévalo.

Walaupun ada pengalaman pahit, ia masih mencari ramuan itu melalui dukun-dukun lain.

Ia mengatakan pada 2014 diperkosa dalam upacara ayahuasca di Peru oleh dukun yang merupakan saudara Arévalo.

"Dia perkosa saya mungkin empat atau lima kali dan saya perhatikan dia melakukannya juga ke orang lain."

"Bila dia banyak meraba, dia akan memberitahu bahwa istrinya tidak keberatan dia berhubungan seks dengan perempuan lain, dan dia mendesak untuk menjaga rahasia."

"Ia mengatakan ia ingin mengajarkan 'cinta magis'. Dan berhubungan seks dengan dia akan meningkatkan kekuatan dan energi. Ini semua yang telah dilaporkan kepada kami seperti yang dijelaskan kepada perempuan-perempuan itu."

Namun Rebekah dan Anna mengatakan mereka berani berbicara karena mereka berharap bahwa langkah itu akan mencegah perempuan lain mengalami pelecehan serupa.

"Saya rasa satu-satunya hal yang dapat kami lakukan adalah tetap berbicara dan mengangkat kasus ini," kata Rebekah.

Rebekah mengatakan setelah ia dilecehkan, ia menjalani "banyak terapi" dan "sangat sedih".

Ia tidak percaya lagi dengan para dukun namun ia tetap kembali ke Peru, untuk mencari data ayahuasca tentang riset untuk gelar masternya.

"Dengan apapun yang terjadi, ayahuasca tetap bagus," kata Rebekah sambil tertawa, "saya tetap kembali ke pusat pengobatan itu."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI