Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai tinggal menunggu waktu untuk ditinggalkan pendukungnya serta dilupakan masyarakat.
Direktur Lingkar Madani sekaligus pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, hal tersebut adalah imbas sikap pimpinan KPK periode 2019 – 2023 yang diketuai Firli Bahuri dalam mengusut kasus suap caleg PDIP Harun Masiku terhadap anggota KPU Wahyu Setiawan.
Ray mengatakan, cara Firli Bahuri Cs mengungkap kasus suap terkait pergantian antarwaktu anggota Fraksi PDIP DPR tersebut sejak awal membuat jumlah dukungan publik terhadap KPK terus menurun.
Sebab, kata dia, ketidakjelasan operasi tangkap tangan hingga pernyataan-pernyataan Firli Cs kepada media membuat publik semakin tak memercayai kredibilitas serta kinerja KPK kekinian.
Baca Juga: Sekjen PDIP Sebut Harun Korban, KPK Punya Bukti Kuat Tetapkan Tersangka
"KPK ini sebetulnya tinggal menunggu waktu untuk dilupakan oleh masyarakat," kata Ray dalam diskusi yang digelar di kantor Formappi, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Jumat (24/1/2020).
"Ada kegamangan dan juga keraguan terhadap KPK, apakah KPK ini masih bisa diandalkan dalam konteks pemberantasan korupsi.
Ray mencontohkan, KPK sudah melakukan blunder kita tak kunjung melakukan penggeledahan terhadap salah satu ruangan di kantor DPP PDIP—yang juga terkait kasus Harun Masiku.
Sebelumnya, mantan anggota KPK Bambang Widjojanto juga melontarkan kritik terhadap Ketua KPK Firli Bahuri dengan menyebut bahwa yang seharusnya 'digoreng' bukanlah nasi, melainkan koruptor.
Hal itu merujuk aksi Firli yang menjadi koki dadakan memasak nasi goreng untuk diberikan kepada awak media dalam acara silaturahmi, Senin (20/1) malam.
Baca Juga: Hasto Sanjung Harun Masiku Buronan KPK sebagai Kader Terbaik PDIP
"Percayalah korupsi tidak akan bisa kau habisi dengan ribuan piring dari nasi gorenganmu, karena yang perlu kau 'goreng' hingga gosong, hangus, dan kering kerontang adalah para koruptor, bukan nasi," ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa (21/1/2020).