Suara.com - Tahun Baru Imlek 2571 atau Imlek 2020 Masehi jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2020. Perayaan Imlek tidak pernah jauh dari lingkungan klenteng ataupun vihara.
Terdapat beberapa klenteng yang telah berusia ratusan tahun di Indonesia. Cerita sejarah juga menyertai pembangunan klenteng-klenteng tersebut.
Berikut 5 klenteng tertua di Indonesia yang dirangkum Suara.com pada Jumat (24/1/2020):
1. Klenteng Hong Tiek Hian, Surabaya
Baca Juga: Status Tragedi Semanggi Belum Dipastikan Masuk Kasus HAM Berat atau Tidak
Klenteng Hong Tiek Hian lokasinya berada di Jalan Dukuh No. 23 RT.01 RW.V Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya, Jawa Timur.
Diperkirakan Klenteng ini dibangun pada akhir abad 17 saat orang-orang Tionghoa mulai mendarat di Surabaya.
Namun konon menurut cerita yang beredar, Klenteng Hong Tiek Hian usianya lebih tua. Klenteng ini dibangun oleh tentara Mongol pada zaman Khu Bilai Khan ketika akan melakukan penyerangan ke Kediri sekitar tahun 1293.
2. Klenteng Khong Cu Bio Talang, Cirebon
Klenteng Hong Tiek Hian yang berlokasi di Jalan Talang No.2, Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon, Jawa Barat ini diperkirakan dibangun pada tahun 1450.
Baca Juga: Diduga Menipu Lewat Investasi Bodong, Ini Sosok Indriyana di Mata Tetangga
Namanya berasal dari bahasa kanton yang berarti tuan besar. Bangunannya menghadap ke arah timur dan dibangun di atas tanah seluas 400 m2.
3. Klenteng Hok Tek Ceng Sin, Jepara
Klenteng Hok Tek Ceng Sin berlokasi di Jalan Cemara No.4, Gedanganbrang, Welahan, Jepara, Jawa Tengah.
Diperkirakan, klenteng ini dibangun bersamaan dengan Masjid Agung Demak yaitu tahun 1466 M. Namun belum ada catatan yang membuktikan hal tersebut.
4. Vihara Avalokitesvara, Serang Kota
Ini merupakan vihara tertua di Banten, lokasinya berada di Jalan Tubagus Raya, Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Ada dua versi terkait pembangunan vihara ini.
Versi pertama, pembangunan Vihara Avalokitesvara disebut-sebut ada bantuan dari Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo. Sebab istri Sunan Gunung Jati keturunan Tionghoa dan memiliki banyak pengikut.
Tahun 1542, Sunan Gunung Jati membangun vihara di Desa Dermayon, dekat Masjid Agung Banten. Lalu tahun 1774 vihara ini dipindahkan ke Kawasan Pamarican hingga sekarang.
Versi kedua, vihara ini dibangun pada tahun 1652 pada masa kejayaan Kerajaan Banten ketika dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Klenteng Caow Eng Bio, Bali
Klenteng Caow Eng Bio yang berlokasi di Tanjung Benoa, Bali ini tidak diketahui catatan sejarah yang kuat terkait kapan pendiriannya.
Cerita yang beredar di penduduk setempat menyebutkan bahwa klenteng ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Badung yaitu sekitar tahun 1548. Lahannya diberikan oleh Raja Pemecutan Badung.
Namun di samping kiri klenteng terdapat prasasti bertulis tahun 1882 atau tahun ke-8 pemerintahan Kaisar Guangxu. Artefak yang dimiliki klenteng juga menandakan berasal dari masa pemerintahan Kaisar Guanxu.