Suara.com -
Salah seorang pengguna KRL Commuterline mengeluhkan pemutaran musik di dalam KRL lantaran ia meyakini bahwa musik haram. Aksi protes si warganet berujung mendapat serangan dari warganet lainnya.
Berawal akun Twitter @3msktr memprotes speaker di dalam KRL seringkali memutarkan musik. Ia mengaku merasa terganggu dengan musik tersebut lantaran dinilai haram.
"Izin memberikan masukan min, kembalikan fungsi speaker informasi di dalam KRL hanya untuk pengumuman, bukan untuk menyetel lagu-lagu atau instrumen musik. Sebagai umat muslim saya merasa terganggu karena musik diharamkan di agama kami. Terima kasih," kata akun itu seperti dikutip Suara.com, Jumat (24/1/2020).
Tak berselang lama, protes warganet itu dibalas oleh akun resmi KRL @commuterline. Mereka berjanji akan mengevaluasi kebijakan tersebut.
Baca Juga: Soft Launching Underpass YIA Molor karena Hari Baik Hitungan Jawa
"Selamat pagi. Terima kasih atas kritik serta saran yang disampaikan. Hal tersebut menjadi evaluasi kami kembali," ungkap admin Commuterline.
Aksi protes warganet tersebut membuat warganet lainnya meradang. Banyak warganet yang tidak sependapat dengan akun itu.
Bahkan, tak sedikit warganet yang menilai akun tersebut egois lantaran mementingkn kepentingan sendiri. Sebab, keberadaan musik di KRL dinilai membantu meredam stres selama perjalanan.
"Nggak usah dievaluasi, lanjut aja. Instrumen yang diputar di kereta seenggaknya redam emosi penumpang di jam sibuk. Kalau boleh request lagunya Didi Kempot disetel di KRL," kata @aldoremifasolaa.
"Hehehe ini bukan milik satu agama ya. Kalau anda tidak nyaman dengan commuterline ada alternatif moda lain kok," ungkap @ordinary_egi.
Baca Juga: Totok dan Fanni Secara Sadar Rancang Keraton Agung Sejagat Tersistematis
"Kenapa nggak manya aja yang pake headset? Nggak semua bisa menjadi egois mas, itu transportasi umum jadi milik semua. Kalau nggak mau naik transportasi umum ya bawa aja kendaraan sendiri," tutur @rizkycaww.