Suara.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi melakukan sidak di Pelabuhan Tanjung Priok dan menemukan 70 kontainer sampah. Bahkan masih akan bertambah lagi seribu kontainer lebih.
Penemuan sampah impor dalam kontainer ini dibagikan oleh Dedi melalui unggahan di akun Instagram resminya @dedimulyadi71 pada Kamis (23/1/2020).
"Sidak Kontainer Sampah. Saya bersama para anggota Komisi IV DPR RI melakukan kegiatan inspeksi di kawasan berikat Pelabuhan Tanjung Priok," tulis Dedi seperti dikutip Suara.com, Jumat (24/1/2020).
"Ini kami lakukan atas informasi tentang keberadaan sampah impor dalam kontainer," Dedi menambahkan.
Baca Juga: Pemerintah: Sudah Pedulikah Terhadap Masalah Sampah Plastik?
Menurut penjelasannya, seluruh kontainer ini merupakan milik PT New Harvestindo Internasional dan PT Advanve Recycle Teknologi.
"Setelah kami sampai di lokasi, ternyata benar terdapat 70 kontainer sampah di Tanjung Priok dan akan bertambah lagi sebanyak 1.015 kontainer, masih berisi sampah. Jumlah tambahan itu akan masuk melalui seluruh pelabuhan di Indonesia," kata Dedi.
Importir berpendapat bahwa sampah tersebut diimpor untuk kepentingan bahan baku biji plastik. Mereka mengklaim bahwa impor ini telah sesuai dalam peraturan Menteri Perdagangan.
Padahal dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa bahan baku yang diimpor haruslah bersih dari limbah berbahaya dan bukan sampah yang diambil dari landfill.
"Hampir terjadi ketegangan antara kami para anggota Komisi IV DPR RI dan petugas Sucofindo selaku surveyor impor sampah tersebut," ungkap Dedi.
Baca Juga: Hadapi Persoalan Sampah Plastik Di Laut, Begini Strategi Pemerintah
Perdebatan antara Dedi dengan seorang petugas Sucofindo terlihat dalam video yang dibagikan.