Suara.com - Panitia kerja atau panja di Komisi VI DPR terkait Jiwasraya mulai bekerja. Dalam waktu dekat mereka bakal memanggil Menteri BUMN Erick Tohir.
Selain Erick, panja juga turut menghadirkan para pakar di bidang investasi dan saham serta jajaran direksi Jiwasraya.
Anggota Komisi VI sekaligus anggota panja Andre Rosiade mengatakan pemanggilan dilakukan guna meminta keterangan langsung mengenai janji Jiwasraya untuk mengembalikan uang nasabah. Ia berujar janji akan melakukan pembayaran kepada nasabah dilontarkan pihak Jiwasraya dalam rapat sebelumnya.
Mereka menjanjikan akan melakukan sejumlah skenario guna mengembalikan uang nasabah.
Baca Juga: Tok! DPR Sahkan 50 RUU Prolegnas Prioritas Tahun 2020, Ini Daftarnya
"Kami minta keterangan dari Jiwasraya dan menuntut Jiwasraya apa langkah-langkah yang sudah dilakukan dan kapan akan dibayar. Karena dijanjikan juga pada rapat 16 Desember kemarin akan ada pembayaran," ujar Andre di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
"Jadi kita akan tanyakan kapan akan dibayar, lalu apa yang sudah dilakukan selama ini karena panja ini ingin memberikan solusi agar nasabah bisa dikembalikan uangnya dan juga agar masalah ini cepat selesai," sambungnya.
Panja Komisi VI sendiri pada hari ini sudah menggelar rapat perdana terkait penanganan kasus kerugian Jiwasraya.
Andre mengtakan dalam rapat tersebut panja mewacanakan untuk memanggil jajaran direksi lama Jiwasraya.
"Kita ada wacana akan panggil direksi lama dari tahun 2008 sampai 2018 yang sudah ditahan tapi tentu ini akan menjadi satu dengan Komisi III ya. Jadi tidak tertutup kemungkinan akan ada rapat gabungan panja Komisi III dan Komisi VI atau Komisi VI dengan XI jadi nanti akan terus belanjutn intinya begitu," ujar Andre.
Baca Juga: Diusulkan Bubar Oleh DPR, Bos OJK Janji Lakukan Pengawasan Lebih Ketat
Pemanggilan itu tidak hanya ke direksi lama Jiwasraya, pemanggilan yang sama oleh panja juga dimungkikan kepada mantan Menteri BUMN mulai dari era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono hingga Presiden Jokowi, termasuk Dahlan Iskan dan Rini Soemarno.