Suara.com - Apichai, putra keluarga kaya asal Thailand kini tengah menjadi sorotan. Ia menjadi pelaku pembunuhan berantai terhadap banyak orang dengan cara sadis.
Tindak kejahatan lelaki 40 tahun itu terendus usai polisi mengamankan seorang saksi. Kepada petugas, saksi tersebut mengaku melihat Apichai tengah menghabisi nyawa pacarnya.
Disadur dari China Press via World of Buzz, Selasa (21/1/2020), pelaku yang kehabisan obat memukul pacarnya dengan pipa. Setelah itu, ia memaksa korban masuk kedalam kotak logam lalu memainkan musik keras untuk menghilangkan teriakan minta tolong.
Wanita berusia 22 tahun yang meninggal itu diidentifikasi sebagai Warinthon'Kuk-Kik" Chaiyachet. Korban ditemukan tak bernyawa di 'peti logam' yang dibuat Apichai.
Baca Juga: Ini Situs Belanja Online Terpopuler di Indonesia Sepanjang 2019
Namun yang lebih buruk lagi penyelidikan oleh pihak kepolisian tidak hanya ditemukan satu mayat. Rupanya, di kediaman pelaku ditemukan 288 tulang belulang berbalut pakaian.
Tulang belulang itu terkubur di bawah peti logam yang tertutup rapat dengan rantai dan ditimbang dengan dumbble 5kg, serta di sebuah kolam di rumah Apichai.
Dari hasil penyelidikan lebih lanjut, ini rupanya bukan kali pertama keluarga Apichai terlibat dalam kasus pembunuhan.
Sebelumnya, ayah Apichai, Chalermchai Onkvisit ditangkap karena terbukti memutilasi anak peremouan berusia 15 tahun sebelum meninggalkan potongan tubuh korban di sebuah kotak.
Atas tindak kejahatan yang dilakukan, Apichai dijuluki sebagai 'pembunuh peti mati logam' karean modus pembunuhan yang dilakukan. Ia pun dikaitkan dengan kasus hilangnya gadis berusia 12 tahun beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Mantan Wamen ESDM Arcandra Tahar Diangkat Jadi Komisaris Utama PGN