Suara.com - Proyek revitalisasi Monumen Nasional (Monas) menjadi sorotaan karena menebang hingga ratusan pohon. Namun tak hanya soal pohon, penggunaan anggaran untuk proyek ini juga dianggap tak sesuai.
DPRD Jakarta menganggap anggaran yang mencapai ratusan miliar ini disediakan hanya untuk tahun 2019. Sementara dalam pelaksanaannya, sampai hari ini, 21 Januari 2020, proyek tak kunjung rampung.
Terkait itu Kepala Dinas Karya Tata Ruang dan Pertanahan (Citata), Heru Hermawanto mengakui anggaran revitalisasi Monas hanya untuk satu tahun atau single years pada 2019. Namun karena pekerjaan tak kunjung rampung, ia mengatakan ada perpanjangan waktu.
"Memang single years. Itu perpanjangan waktu," ujar Heru di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).
Baca Juga: Selatan Monas Gundul, DPRD: Pohon Bukan Dipindahkan Malah Ditebang
Berdasarkan kontrak kerja bersama pemenang tender dari PT Bahana Prima Nusantara, proyek ini dimulai sejak 12 November 2019. Pengerjaannya seharusnya memakan waktu 50 hari.
"50 hari kerja. Setelah 50 hari kerja enggak kelar, berarti ada perpanjangan," jelasnya.
Karena tak bisa menyelesaikan sesuai waktu yang ditentukan, waktu pengerjaan ditambah 50 hari lagi. Ia memperkirakan revitalisasi Monas sisi selatan rampung Februari 2020.
"Berarti perkiraan selesai di akhir Februari," pungkasnya.
Sebelumnya Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas, Isa Sarnuri mengatakan jumlah pohon yang ditebang mencapai 190 tanaman. Lokasinya berada di bagian selatan Monas yang akan dibuat plaza untuk upacara dan air mancur.
Baca Juga: Tak Lagi Ada Lahan Parkir, Warga Harus Naik Umum Jika Masuk ke Monas
"Itu sudah ada masterplannya bahwa di yang bagian selatan dibangun itu bagian salah satu dri revitalisasi monas," ujar Isa saat dihubungi Jumat (17/1/2020).