Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung memprediksi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jilid II tak akan sampai 2024. Sebab, ada persoalan yang dinilai sulit untuk diselesaikan hingga memengaruhi stigma masyarakat terhadap presiden.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung lewat video unggahan kanal YouTube Rocky Gerung Official bertajuk Rocky Gerung: Saya Adalah ILC seperti dikutip Suara.com, Selasa (21/1/2020).
Rocky yang menjadi pembicara dalam sebuah acara mulanya menyinggung tanggapan miring terhadap Anies Baswedan soal banjir hingga kasus suap yang menyeret Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Menurutnya, kekinian kepercayaan masyarakat terhadap konstitusi pemerintah telah menurun.
Baca Juga: PPP Keberatan Omnibus Law Cilaka Bakal Hapuskan Sertifikat Produk Halal
"Dulu ada institusi yang kita percaya, satu KPK dan kedua KPU. Sekarang dua-duanya keropos. Jadi apa lahi hal yang bisa dipercaya dari institusi negara?," ucapnya.
Melihat kondisi sedemikian rupa, Rocky Gerung mengatakan muncul kegelisahan di pihak negara untuk memastikan masa depan pemerintahan.
"Karena itu banyak orang menganggap bahwa ini ada proses political decline atau pembusukan politik," lanjutnya.
Ia menambahkan, "Dan sekali pembusukan itu terjadi sebaiknya jangan ditahan, biarkan saja. Karena mesti terjadi pembusukan itu".
Rocky lantas menyoal keberlangsungan pemerintahan Jokowi Jilid II yang menurutnya tidak sampai 2024.
Baca Juga: Viral Video Cowok Mabuk Sampai Bikin Onar, Manajer Benarkan Itu Boy Hamzah
"Kalau orang berfikir bisa nggak presiden sampai 2024? Saya berfikir nggak nyampe tuh," tandasnya.
Jawaban itupun langsung disambut sorak penonton. Sementara Rocky kemudian membebekan alasana asumsinya tersebut.
"Bukan saya inginkan dia enggak nyampe, tapi dia sendiri akan bikin dirinya enggak nyampe karena tadi ketidakmampuan mengolah public issue," papar Rocky.
Lebih lanjut, Rocky menyebut Jokowi tidak mampu mengucapkan sesuatu yang membuat orang punya harapan sehingga rakyat meragukan kemampuannya.
"Semua soal sudah diselesaikan, tapi orang bertanya 'Apa yang bisa kita harapkan dari periode kedua ini?. Jadi ini semata-mata soal kemampuan, bukan dendam terhadap Jokowi," pungkasnya.