Suara.com - Kuasa hukum enam aktivis Papua Michael Himan memastikan dua dari enam terdakwa akan tetap mengenakan koteka dalam sidang lanjutan beragendakan jawaban jaksa atas eksepsi penasihat hukum di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Senin (20/1/2020).
Pekan lalu, majelis hakim menunda persidangan, lantaran dua terdakwa tersebut mengenakan koteka dalam persidangan.
Michael mengatakan, sebagai kuasa hukum, pihaknya tidak bisa melarang hak kliennya, yakni Ambrosius Mulait dan Dano Tabuni untuk mengenakan koteka dalam persidangan. Apalagi, kata Michael, majelis hakim tidak memberi penjelasan secara detil terkait larangan tersebut.
"Kesopanan, tapi kesopanan seperti apa enggak pernah dijelaskan secara detail. Sehingga para tapol Papua Surya Cs tetap akan memakai koteka," kata Michael saat dihubungi Suara.com, Senin (20/1/2020).
Baca Juga: Protes di Sidang, Tulisan Monkey di Dada Tapol Papua
Michael mengatakan, sidang lanjutan tersebut rencananya bakal digelar pukul 13.00 WIB. Setelah sebelumnya dijadwalkan pada pukul 11.00 WIB.
"Pukul 13.00 WIB mulainya, barusan dikabarin Jaksa," ujarnya.
Sebelumnya, majelis hakim PN Jakarta Pusat Agustinus Setya Wahyu Triwiranto menunda sidang terhadap enam aktivis Papua pada, Senin (13/1/2020) pekan lalu. Sidang beragendakan jawaban Jaksa atas eksepsi penasihat hukum itu ditunda lantaran dua terdakwa, yakni Ambrosius Mulait dan Dano Tabuni bersikeras tetap menggenakan koteka dalam persidangan.
Enam aktivis Papua didakwa melakukan tindak pidana makar atau pemufakatan jahat terkait pengibaran bendera Bintang Kejora di depan Istana Negara saat menggelar demonstrasi, beberapa bulan yang lalu. Keenam aktivis Papua itu, yakni Surya Anta Ginting, Charles Kossay, Dano Anes Tabuni, Isay Wenda, Ambrosius Mulait dan Arina Elopere.
Baca Juga: Surya Anta di Sidang Tapol Papua: Jangan Bungkam Demokrasi dengan Penjara!