10 Tips Bikin Kerajaan Secara Aman, agar Tak Seperti Kerajaan Agung Sejagat

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 19 Januari 2020 | 21:06 WIB
10 Tips Bikin Kerajaan Secara Aman, agar Tak Seperti Kerajaan Agung Sejagat
Warga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, digegerkan oleh kemunculkan orang yang mengaku sebagai pemimpin Kerajaan Agung Sejagat alias KAS. [Facebook]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketika anggota telah banyak, struktur kerajaan bisa mulai dibentuk. Beberapa anggota terpilih dijadikan penggawa kerajaan. Mereka diberi tugas dan wewenang memimpin ritual. Hierarki diciptakan. Pendiri kerajaan cukup berhubungan intens dengan penggawa inti. Hanya pada momentum-momentum tertentu anggota biasa boleh menemui pendiri kerajaan.

Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel menjelaskan pengungkapan kasus Keraton Agung Sejagat di Semarang, Rabu. Totok Santosa berbaju biru tahanan. (Antara/ I.C.Senjaya]
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel menjelaskan pengungkapan kasus Keraton Agung Sejagat di Semarang, Rabu. Totok Santosa berbaju biru tahanan. (Antara/ I.C.Senjaya]

8. Janji Kekayaan

Penting bagi pendiri kerajaan untuk memberi janji jaminan kekayaan terhadap anggota alias rakyatnya. Janji dan jaminan kekayaan ini jangan sampai mengandung penipuan. Sebab urusannya bisa dengan aparat kepolisian. Terlebih, bila menipu, anggota yang sadar tentu berangsur-angsur mengundurkan diri.

Bisnis berbentuk franchise atau waralaba patut dipertimbangkan. Berdasarkan perundang-undungan di Indonesia, franchise atau waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Baca Juga: Sunda Empire: Sebentar Lagi Empire Diumumkan, Jack Ma dan Bill Gates Ikut

Nah, kerajaan yang pada awalnya berbadan hukum ormas non-profit, itu bisa ditopang dengan usaha bisnis legal berbentuk perseroan terbatas (PT). Kerajaan mengurusi aspek mistisnya, PT mengurusi aspek bisnisnya. Padahal pada realitasnya, antara kerajaan dan PT ibarat setali tiga uang, sama saja. Keduanya dua dalam satu, satu dalam tekad membangun kerajaan bisnis.

Melalui franchise, kerajaan mengeluarkan produk bermerek atau layanan jasa tertentu. Anggota dipersilakan untuk turut memproduksi sekaligus menjadi distributor. Kerajaan memberi pelatihan dan memimbing anggota agar memahami standar sistem dan prosedur. Sukses bisnis kerajaan ditularkan kepada anggota.

9. Ciptakan Ikon

Demi kemegahan, kerajaan perlu membuat tanda-tanda tertentu sebagai ikon. Agar mudah dikenali oleh publik. Sekaligus sebagai brand. Sehingga bila publik melihat ikon-ikon itu, mereka langsung teringat atau perhatiannya terarah pada kerajaan.

Ikon kerajaan bisa berupa lambang. Sebuah lambang yang bentuknya unik, mewah, dan mudah diingat. Lambang yang disematkan pada setiap produk kerajaan, ditempelkan di berbagai sudut bangunan kerajaan, dipatungkan di halaman, diarak saat pawai.

Baca Juga: Sunda Empire Bikin Geger Lagi: Cuma Kami yang Bisa Hentikan Senjata Nuklir

Kostum kerajaan juga perlu diciptakan. Kostum yang berhias warna-warna emas yang melambangkan kemewahan seperti milik kerajaan-kerajaan di masa silam. Butuh jasa desainer untuk menciptakan kostum elegan ini. Sebab dia bukan baju semata tetapi bagian dari ikon kerajaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI