6. Mencari Rakyat
Sebuah kerajaan hanyalah omong kosong bila tanpa memiliki rakyat. Kondisi saat ini, rakyat dalam pengertian formal hanya dimiliki oleh negara. Bila kerajaan melontarkan klaim memiliki rakyat, pemerintah bisa menuduh subversif. Makar, alias tidak setia pada NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Jalan tengah yang perlu ditempuh, pengertian rakyat diperhalus dengan istilah anggota. Pendiri kerajaan wajib merekrut anggota sebanyak-banyaknya. Sama seperti Keraton Agung Sejagat yang telah sukses merekrut sekitar 500 anggota.
Perekrutan anggota dapat dilakukan dengan dua cara, ritual mistis dan godaan ekonomi. Ritual mistis terkait dengan cara menjalani hidup. Adapun godaan ekonomi adalah janji jaminan kekayaan bila bergabung menjadi anggota kerajaan.
Baca Juga: Sunda Empire: Sebentar Lagi Empire Diumumkan, Jack Ma dan Bill Gates Ikut
7. Ciptakan Ritual
Bila mitos adalah hati maka ritual adalah kaki. Ritual dipakai melangkah untuk mencapai terbentuknya mitos.
Ritual dilaksanakan dengan cara pertemuan rutin. Semisal rutin mingguan tiap malam Jumat. Ada pula pertemuan bulanan tiap malam purnama. Lalu pada hari-hari tertentu, semisal Selasa-Kliwon atau Kemis-Legi. Juga pertemuan tahunan semisal tiap tanggal 1 Suro.
Pada pertemuan intim alias ritual itu, pendiri kerajaan memberi wejangan kepada anggota tentang rahasia alam semesta. Wejangan tentang inti hidup manusia. Wejangan transendensi, hubungan manusia dengan tuhannya.
Wejangan tentang kejadian-kejadian gaib di masa silam. Wejangan tentang ramalan-ramalan masa depan. Dan berkat wejangan-wejangan pendiri kerajaan itu, anggota bakal merasa sebagai orang yang telah memahami inti kehidupan.
Baca Juga: Sunda Empire Bikin Geger Lagi: Cuma Kami yang Bisa Hentikan Senjata Nuklir
Agar lebih meyakinkan, ritual perlu dilengkapi dengan bentuk upacara tertentu. Semisal mandi kembang 7 rupa. Nyekar di makam tertentu. Olah pernapasan. Ritual berupa puasa dan tirakat. Bisa pula ditambahkan ajaran pencak silat dan ajaran ilmu pengasihan.