Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut menanggapi terkait munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. Keraton yang dipimpin oleh Totok Santosa sebagai raja itu sempat mengklaim sebagai penerus Majapahit.
Jokowi menganggap munculnya Keraton Agung Sejagat sebagai sebuah hiburan.
"Itu hiburan, hiburan," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Sebelumnya, Totok mendeklarasikan sebagai Sinuhun yang memimpin Keraton Agung Sejagad, bersama permaisuri Fanni Aminadia yang bergelar Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.
Baca Juga: Ketua OJK Curhat ke Jokowi Industri Asuransi Butuh Perhatian
Mereka mengklaim memiliki pengikut sekitar 450 orang dan menggelar acara Wilujengan dan Kirab Budaya pada 10-12 Januari 2020 yang membuat keraton fiktif itu menghebohkan publik.
Kekinian Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng telah menangkap Totok dan Fanni di sekitar Wates, Yogyakarta, atau di luar "keratonnya" di Purworejo, Jateng. Keduanya juga sudah itetapkan sebagai tersangka penipuan.
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel menjelaskan tersangka memiliki motif untuk menarik dana dari masyarakat dengan menggunakan tipu daya.
"Dengan simbol-simbol kerajaan, tawarkan harapan dengan ideologi, kehidupan akan berubah. Semua simbol itu palsu," katanya lagi.
Totok maupun Fanni bukanlah warga Purworejo, melainkan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta dan selama ini indekos di Yogyakarta.
Baca Juga: Jokowi Bermimpi di Ibu Kota Baru Hanya Ada Mobil Listrik
Bahkan, Totok dan Fanni juga bukan pasangan suami-istri, sebab Fanni yang diakui Totok sebagai permaisuri ternyata hanya teman wanitanya.
Perbuatan tersangka, lanjut dia, telah menimbulkan keresahan terhadap masyarakat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, sehingga kepolisian telah bertindak cepat dan tegas untuk mencegah terjadi korban yang lebih banyak.