Suara.com - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batam, Hasyimah menyampaikan, sampai saat ini tercatat ada 174 Wanita Tuna Susila (WTS) di Kawasan Sintai, Tanjunguncang. Jumlah tersebut berkurang banyak dari awalnya 1.600 orang.
"Sudah sangat jauh berkurang, 174 orang tersebut data terbaru, semalam (kemarin) kami cek," ujar Hasyimah, Selasa (14/1/2020), sebagaimana dilansir laman Batamnews.com.
Jumlah tersebut jauh berkurang, karena diantaranya sudah ada yang pulang ke kampung halaman. Dan ada pula yang kembali berbaur di lingkungan masyarakat.
"Apalagi yang berusia sudah tua, kebanyakan sudah taubat," katanya.
Baca Juga: Saksi Ruko Alfamart Roboh Bertambah, Polisi Periksa 12 Orang
Ia menjelaskan Kawasan Sintai merupakan Pusat Rehabilitasi Sosial Non Panti (PRSNP). Sebelum dipusatkan dalam satu kawasan, para WTS tersebut melakukan praktik prostitusi secara liar. Hasyimah menolak Kawasan Sintai disebut sebagai lokalisasi.
"Makanya dulu itu mereka berserak di Nagoya, lalu kemudian dikumpulkan di Sintai, dan Sintai itu semacam lembaga bukan lokalisasi," katanya.
Sementara itu, untuk jumlah bar di sana, Ia menyebutkan ada 15 bar. Sebelumnya ada 60 bar yang beroperasi di kawasan tersebut.
"Bar juga berkurang banyak," kata dia.
Kemudian terkait pengawasan, Hasyimah mengaku pengawasan hanya berdasarkan laporan saja. Laporan ini berisi jumlah para PSK yang masuk dan keluar dari PRSNP Sintai.
Baca Juga: Pemkab Lebak Keberatan Korban Bencana Diberikan Dana Tunggu Hunian
"Hanya laporan, pengawasan detail tidak ada, petugas kami tidak diletakkan di sana, tidak mungkin juga kami mengawasi 24 jam penuh," jelasnya.