Dalam berita tersebut, tidak ada kata-kata dari Ketua KPU Arief Budiman yang menyebutkan siap dikutuk menjadi batu.
Arief Budiman hanya menyarankan agar pemerintah mengevaluasi Pemilu Serentak 2019 yang terkait dengan banyaknya kasus dan petugas KPPS yang gugur saat bertugas. Berikut kutipan beritanya.
Awalnya, Arief menuturkan jumlah petugas KPPS yang ada di seluruh TPS Indonesia berkisar hampir 7,2 juta orang. Hingga saat ini, informasi yang didapatnya terkait petugas KPPS meninggal angkanya sudah melebihi 119, namun dia belum menjelaskan secara rinci totalnya.
Karena banyaknya kasus dan petugas KPPS yang gugur saat bertugas, Arief mengatakan perlu adanya evaluasi di pemilu kali ini. Dia menyebut akan ada evaluasi mulai dari teknis kerja hingga penyelenggaraan pemilu.
Baca Juga: 11 Orang Jadi Saksi Kematian Misterius Lina Jubaedah, Siapa Saja?
“Ya ini jadi perhatian kita semua, pasca-pemilu perlu kita lakukan evaluasi, bukan hanya terkait dengan sistemnya, tapi juga teknis kerjanya bagaimana, dengan teknis kerja seperti sekarang ini, orang nggak bisa selesaikan sampai dengan tengah malam, dia bahkan harus melanjutkan sampai dengan pagi sampai matahari terbit berikutnya,” kata Arief di KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).
Arief menuturkan pemilu kali ini melelahkan semua pihak, baik petugas KPPS hingga peserta pemilu. Karena itu, dia kembali menekankan perlu ada pembahasan khusus terkait persoalan ini.
Kesimpulan
Ketua KPU Arief Budiman dalam berita yang dimuat detik.com hanya menyarankan agar pemerintah mengevaluasi Pemilu Serentak 2019.
Jadi, konten yang dibagikan akun Herry Yanti ini masuk dalam kategori Misleading Content atau konten yang menyesatkan.
Baca Juga: Ibu-ibu Pemandi Jenazah Lina Jubaedah eks Istri Sule Dicecar 18 Pertanyaan