Heboh Petir Vulkanik di Erupsi Gunung Taal, BMKG Beri Penjelasan

Senin, 13 Januari 2020 | 11:33 WIB
Heboh Petir Vulkanik di Erupsi Gunung Taal, BMKG Beri Penjelasan
Petir vulkanik di erupsi Gunung Taal, Filipina (Dok. Getty Images)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gunung berapi Taal, Filipina erupsi pada Minggu (12/1/2020). Abu vulkanik setinggi 15 kilometer disertai kilatan petir yang muncul di atas kawah membuat publik geger.

Dalam beberapa foto yang beredar di media sosial, kilatan petir terlihat di atas gunung. Banyak orang yang terkejut dan resah dengan fenomena yang terjadi itu.

"Kok bisa ada petirnya ya ampun. Stay safe Philippines," cuit seorang warganet @aingprincess seperti dikutip Suara.com, Senin (13/1/2020).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter @infoBMKG memberikan penjelasan atas fenomena petir saat erupsi Gunung Taal. BMKG menyebut bila munculnya petir saat erupsi gunung berapi tak berbeda dengan mekanisme petir pada umumnya.

Baca Juga: Ini Jalur Alternatif Hindari Lobang Besar di Jalan Daan Mogot

"Hanya saja awan cumulunimbus yang menjadi 'sarang' petir tergantikan oleh awan kepulan uap air, abu, debu dan partikel vulkanik lain yang menyembur ke angkasa secara massif," tulisnya.

Penjelasan BMKG soal petir vulkanik (Twitter/infobmkg)
Penjelasan BMKG soal petir vulkanik (Twitter/infobmkg)

Ada beberapa teori terjadinya petir vulkanik, yakni sebutan untuk petir yang muncul dari erupsi gunung berapi.

Pada teori pertama, atom yang awalnya netral bertemu dengan energi bebas dengan suhu 1.500 Kelvin. Terjadi pelepasan dan pengikatan elektron hingga menciptakan ion positif dan negatif

"Ketika ion-ion tersebut terpisah dengan jarak yang cukup, muncullah beda potensial listrik yang akan menyebabkan sambaran petir," terangnya.

Pada teori kedua, partikel debu vulkanik yang dimuntahkan dari dalam gunung bertabrakan hingga terjadi ionisasi atau disebut aerodynamic sorting. Setelah itu terjadi pemisahan muatan positif dan negatif yang menyebabkan masing-masing ujung bermuatan positif dan ujung lainnya negatif.

Baca Juga: Ada Lobang Besar, Jalan Daan Mogot ke Arah Jakarta dan Tangerang Ditutup

"Pemisahan ini terus berlanjut sampai terlewat batas dan listrik mulai mengalir antar kedua muatan yang berbeda. Sehingga menyebabkan terjadinya petir saat letusan gunung berapi," jelasnya.

Adapun teori lain berpendapat partikel besar bermuatan positif yang jatuh membuat pemisahan muatan yang diperlukan untuk menghasilkan petir.

Meski demikian, penyebab terjadinya petir vulkanik dipastikan tidak dipicu dari aktivitas erupsi gunung berapi itu sendiri. Sehingga, erupsi utama bukan mberarti kuantitas petir juga menjadi paling besar.

"Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas erupsi gunung berapi bukan pemicu secara langsung terjadinya petir," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI