Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (12/1/2019). Dalam kunjungan tersebut, Jokowi akan mengejar kerja sama di bidang investasi dan sejumlah bidang lainnya sekaligus mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.
Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, mengatakan kunjungan Jokowi kali ini bertujuan untuk memperluas kerja sama di bidang investasi dalam bingkai persahabatan.
“Indonesia sebagai negara yang makin kuat dan maju, dengan situasi politik yang kondusif telah terpilih sebagai Most Preferred Emerging Market di tahun 2020,” kata Fadjroel di di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Fadjroel mengatakan, Uni Emirat Arab menjatuhkan kepercayaan investasi kepada Indonesia.
Baca Juga: Jokowi dan Maruf Amin Hadir di Rakernas PDIP, Apit Megawati
“Dan Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi untuk membahas perjanjian bilateral kedua negara sekaligus menjadi Pembicara Kunci (Keynote Speaker) di acara abu Dhabi Sustainability Week,” katanya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan lawatan kerja luar negeri pertama kepala negara tersebut dilakukan untuk 'menjemput' investasi senilai 4 miliar dolar AS atau Rp54 triliun dari Uni Emirat Arab (kurs Rp13.500 perdolar AS).
Dalam kunjungan tersebut, empat Memorandum of Understanding (MoU) investasi akan ditandatangani di antaranya kerja sama proyek Kilang Balikpapan antara perusahaan minyak dan gas Mubadalah dengan PT Pertamina (Persero).
Ada juga proyek Kilang Balongan yang akan dikerjakan Pertamina bersama dengan perusahaan asal UEA, Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc).
Ketiga, kontrak kerja antara Enterprice Global Alumunium (EGA) dengan Indonesia Asahan Indonesia (Inalum). Dan keempat proyek kerja antara PT PLN (Persero) dan Masdar untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung di Waduk Cirata.
Baca Juga: Jokowi Ajak Jepang Investasi Perikanan di Natuna
Retno menambahkan selain investasi, Presiden juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed.