Bukan Teroris, Bom Ransel di Bengkulu Diduga Terkait Hasil Pilkades

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 11 Januari 2020 | 19:05 WIB
Bukan Teroris, Bom Ransel di Bengkulu Diduga Terkait Hasil Pilkades
Bom tas di Bengkulu meledak di depan rumah Kades. [Foto Antarabengkulu.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polda Bengkulu sementara menduka ledakan bom tas ransel di depan rumah Kepala Desa Padang Serunaian, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma, Sabtu (11/1/2020) pagi terkait hasil pilkades.

Kabid Humas Polda Bengkulu Komisaris Besar Sudarno mengatakan, sebelumnya ada sejumlah pihak yang mempermasalahkan hasil pilkades setempat.

Namun, kata Sudarno, persoalan pilkades yang melibatkan antara pihak yang tidak terima dan kades terpilih ini sudah sempat didamaikan oleh tokoh masyarakat dan pemangku kebijakan setempat.

"Sebelumnya ada permasalahan pemilihan kepala desa tapi sudah didamaikan. Ternyata hari ini ada kejadian seperti itu (ledakan bom tas). Kayaknya ini lebih pada persoalan personal," jelas Sudarno seperti diberitakan Antara.

Baca Juga: Bom Ransel Meledak di Bengkulu, Polisi Pastikan Bukan Ulah Teroris

Sudarno mengatakan, kepolisian masih terus melakukan pendalaman dan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti motif dari ledakan bom tas tersebut.

"Kalau identitas pelaku belum kami ketahui. Saat ini masih fokus melakukan olah TKP. Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab secara pasti," ujarnya.

Bom tas ini meledak dengan daya ledak rendah dan tidak mengakibatkan kerusakan yang parah di sekitar area ledakan.

Namun akibat ledakan tersebut Halidin, ayah kades terpilih Satria Utama mengalami luka di bagian kaki.

"Ledakan ini low exsplosive atau berdaya ledak rendah karena di TKP tidak ada kerusakan dan korbannya juga tidak terlalu parah. Jadi kemungkinan ini bukan ulah jaringan teroris," ujar Sudarno.

Baca Juga: Bom Tas Ransel Meledak di Bengkulu, Mabes Polri: Masih Diselidiki

Sementara itu, salah satu keluarga korban, Suryanto mengakui, sebelumnya pihak keluarga tidak pernah mengalami gangguan atau teror baik di rumah maupun di luar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI