“AN pernah menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. Tapi AN sepertinya tidak jera, malah beberapa kali melakukan pelanggaran lagi setelah kena sanksi. Saat akan dikeluarkan kali pertama, kami juga memberikan kesempatan keluarga AN untuk mencari sekolah baru,” imbuhnya.
Disinggung tentang sanksi kepada siswa lain, Zuhdi memastikan semuanya diperlakukan sama.
Tapi anak lain biasanya berhenti/jera setelah mendapat sanksi sehingga poin mereka tidak bertambah.
Zuhdi juga mengungkapkan AN memiliki sisi lain dan membutuhkan pendampingan psikolog.
Baca Juga: Sering Gunakan Emoji saat Chatting? Tandanya Anda Memiliki Kepribadian Ini
AN pernah mengunggah postingan di media sosial bernada membahayakan orang tuanya sendiri.
Di sisi lain, kasus dikeluarkannya anak didik seperti AN bukan kali pertama di sekolah ini.
Ada beberapa anak yang dikeluarkan tidak melalui mekanisme jumlah poin karena kesalahannya dinilai sangat berat, yakni nyaris berhubungan badan.
“Jadi bukan hanya AN yang dikeluarkan. Dulu pernah ada yang ketahuan nyaris berhubungan badan di luar sekolah, lalu dilaporkan dan langsung kami kembalikan kepada orang tuanya,” kata dia.
Berita ini sebelumnya dimuat Solopos.com jaringan Suara.com dengan judul "Siswi SMP Di Solo Dikeluarkan Dari Sekolah Gara-Gara Chatting Dengan Lawan Jenis"
Baca Juga: Nyetir Sambil Chatting, Kawasaki Ninja Ini Nyaris Digilas Mobil