Sebut Indonesia Kalah Lawan China, Fadli Zon Disemprot Meutya Hafid

Kamis, 09 Januari 2020 | 20:11 WIB
Sebut Indonesia Kalah Lawan China, Fadli Zon Disemprot Meutya Hafid
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. (Suara.com/Novian).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan Wakil Ketua Umum Parta Geridra, Fadli Zon yang menyebut Indonesia bisa kalah lawan China ditanggapi oleh Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid.

Keduanya terlibat perdebatan saat menjadi narasumber program Mata Najwa Trans 7 yang mengangkat tema Hadapi China Harus Reaslitis pada (8/1/2019) malam.

Sebelumnya, ketika disinggung mengenai sikap Prabowo yang dinilai lembek soal Laut Natuna, Fadli memberi pembelaan yang menyebut Prabowo bersikap realistis, karena memilih jalur diplomasi.

"Pak Prabowo itu being realistic. Sekarang pertanyaannya, kalau kita konfrontasi dengan China secara fisik sudah pasti kita kalah," kata Fadli.

Baca Juga: Temui Menpora, Rosan Bahas Percepatan Persiapan Olimpiade 2020

Namun penyataan tersebut mendapat pertentangan dari Meutya Hafid. 

"Mohon maaf, di mana confidence kita sebagai bangsa?" tanyanya.

Meutya mengatakan, kekuatan militer negara tidak bisa diukur dari jumlah alutsista yang dimiliki. Terbukti, Indonesia bisa menang melawan penjajahan, meski disebut minim dalam persenjataan.

"Kita punya kekuatan TNI yang luar bisa, sering diapresiasi di kancah internasional, menang di berbagai perlombaan. Kita punya strategi-strategi perang yang cukup baik," ucapnya.

Ia juga menambahkan, "Itu (Laut Natuna) wilayah kita, kita yang paling tahu, jadi jangan pernah ada lagi kata terucap, kita lawan China pasti kalah," kata Meutya.

Baca Juga: Ada Duit Senilai Rp 400 Juta saat KPK Tangkap Tangan Anggota KPU Wahyu

Dengan begitu, menurut Meutya, Indonesia tak layak disebut kalah melawan China.

Sementara Fadli Zon pun memberi pembelaan setelah mendapat respons tersebut. Ia mengatakan kekuatan militer bisa diukur secara teknis dan fisik.

RI disebut telah berupaya menyelesaikan persoalan Natuna yang diklaim China dengan mengirimkan para nelayan.

"Dalam perang itu, timing is very important di samping strategi. Dan saya kira, upaya mengirimkan nelayan dan Coast Guard ke sana (Laut Natuna) itu upaya damai yang perlu diselenggarakan, kita perlu memperkuat diri," tandasnya.

Lebih lanjut, Fadli Zon menyebutkan, anggaran pertahanan RI masih minim, diibandingkan dengan ketentuan internasional sehingga perlu ditingkatkan.

"Jadi kita punya tugas menaikkan anggaran supaya lebih kuat, karena ini wilayah laut," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI