Suara.com - Bencana banjir yang mengepung kawasan Jabodetabek dan Banten pada awal tahun 2020, masih meninggalkan kesedihan bagi Rere dan keluarganya.
Selama satu minggu, mereka yang tinggal di Kampung Duri Semanan, Jakarta Barat teriosolir dan tak bisa mengungsi karena terjebak banjir.
Keluarga Rere pun terpaksa hidup serba terbatas, tanpa listrik, makanan dan minuman. Akibatnya, daya tahan tubuh Rere yang masih berusia 14 bulan menurun.
Beruntung, Rere dan keluarganya berhasil dievakuasi ke tempat yang aman baru-baru ini. Kendati begitu, mereka masih saja hidup penuh keterbatasan di sebuah bedeng warung kopi yang ada di pinggir jalan.
Baca Juga: Malaysia Masters 2020: Ruselli Takluk, Tunggal Putri Indonesia Habis
"Cucu saya ini baru saja dievakuasi setelah seminggu dikepung banjir," ujar Joko, kakek Rere seperti rilis yang diterima Suara.com, Kamis (9/1/2020).
Warung kopi itu menjadi satu-satunya harta yang tersisa bagi keluarga Rere. Selain dijadikan tempat tinggal sementara, di warung kopi itu keluarga Rere berjualan untuk menyambung hidup.
"Harta benda kami semua tidak terselamatkan, hanya menyisakan tempat jualan kopi ini yang bisa kami jadikan bertahan hidup sementara waktu,” tutur Joko.
Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, Tim Santri Siaga Bencara (SIGAB) PPPA Daarul Qur'an pun turun tangan. Mereka memberi bantuan untuk meringankan beban Rere dan keluarganya.
"Alhamdulillah Tim SIGAB bisa menyalurkan kebutuhan Rere dan keluarganya. Mohon doa agar air yang merendam kampung Duri Semanan cepat surut mereka bisa kembali ke kampungnya menata hidup dengan layak,” ujar Sunaryo selaku Koordinator SIGAB PPPA Daarul Qur’an.
Baca Juga: Warga Sekitar Makam Pertama Juga Minta Jenazah Lina Jubaedah Dipindah
Sunaryo mengatakan, tim SIGAB PPPA Daarul Qur’an. telah mendistribusikan bantuan seperti pangan dan logistik kepada korban terdampak banjir yang ada di Jabodetabek dan Banten.