Suara.com - Guernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikritik sebagai sosok yang kurang sigap saat menangani banjir Jakarta bila dibandingkan pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Misalnya, dua bulan sebelum musim hujan, Ahok sudah mulai bekerja mengeruk waduk, mengawasi pompa,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco, Kamis (9/1/2020).
Ia mengatakan, kerja seperti itu tak berlanjut saat Anies menggantikan Ahok menjadi gubernur. “Sekarang ini tidak ada persiapan. Pompa di mana-mana mati.”
Baco mengatakan, DPRD sudah meninjau lokasi banjir pada hari Selasa (7/1). Menurut penilaian mereka, dampak banjir terbilang besar.
Baca Juga: Reaksi Gerindra soal Pansus Banjir: Enggak Mau Gabung lah, Lebay
Ia mengatakan, salah satu lokasi banjir yang dikunjungi anggota DPRD adalah Semanan, Jakarta Barat. Pada daerah itu, air banjir masih tergenang hingga hari keenam setelah tanggal 1 Januari.
“Di sana, ada ketua lingkungan mengatakan pompa air rusak dan sudah 6 bulan tidak diperbaiki,” kata dia.
Tak hanya itu, Baco menilai kinerja PPSU alias pasukan oranye pada masa kepemimpinan Anies melempem.
Karenanya, Baco menegaskan Anies harus bersikap jantan mengakui kelalainnya sehingga menyebabkan dampak banjir begitu besar.
“Anies jangan kuping tipis, ngeles melulu kayak bajaj,” kata dia.
Baca Juga: Pasca Banjir, Layanan Air Bersih di Jakarta Terganggu sampai Sabtu
Ia menuturkan, 6 fraksi di DPRD DKI bersepakat membentuk panitia khusus banjir. Pansus itu digunakan untuk mengumpulkan data, penyebab, dan solusi mengatasi banjir ibu kota.
Baco berharap, pansus tersebut tidak diartikulasikan sebagai langkah DPRD guna menjatuhkan Anies.
“Pansus itu justru inisiatif dewan untuk membantu gubernur mencari data, penyebab banjir, dan sulis. Ya kan mau sampai kapan Jakarta banjir terus?”