Media Asing Sebut Pemerintah Biayai 10 Situs Propaganda soal Papua

Kamis, 09 Januari 2020 | 18:00 WIB
Media Asing Sebut Pemerintah Biayai 10 Situs Propaganda soal Papua
Ilustrasi pasukan elit Kopassus (Antara/Yudhi Mahatma).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Personel Penerangan Kodam Jaya Kopda Yunanto Nugroho disebut-sebut mengoordinasikan sejumlah laman daring propaganda pro-pemerintah soal Papua.

Media internasional Reuters mengidentifikasi adanya 10 situs yang bertujuan untuk menerbitkan propaganda pro-Pemerintah soal Papua. Situs-situs ini dimiliki dan didanai oleh TNI.

Beberapa di antara sepuluh situs tersebut telah beroperasi sejak pertengahan tahun 2017. Namun Yunanto tidak menanggapi temuan ini.

Dilansir ABC --partner Suara.com, Kamis (9/1/2020), situs-situs tersebut memublikasikan konten yang mendukung tindakan militer dan polisi dalam menumpas pemberontakan separatis di provinsi Indonesia di Papua, yang telah lama dilakukan di bawah komando Kopassus.

Baca Juga: Pasca Ruko Alfamart Ambruk, Ada Pihak Lain yang Akan Diperiksa Polisi

Kolonel Muhammad Aidi, penasihat intelijen Kopassus memberikan penghargaan kepada Yunanto pada bulan November 2019.

Ia mengatakan, Yunanto sebagai seorang operator komputer militer telah membantu membuat dan mengelola banyak situs berita sebagai bagian dari "upaya militer" dalam bermitra bersama relawan sipil, termasuk kalangan pemuda dan wartawan pemuda, yang telah mendekati TNI untuk membantu.

"Situs resmi TNI tidak dapat mempublikasikan semua yang kita lakukan, jadi ada beberapa kantor berita yang telah mendukung kami melaporkan berita positif, serta melawan situs negatif, atau berita-berita palsu," katanya.

Menggunakan perangkat lunak dari DomainTools, sebuah platform yang digunakan para peneliti cybersecurity untuk meninjau catatan situs, Reuters mengidentifikasi 10 situs "kantor berita independen" dengan nomor ponsel yang terdaftar adalah milik Yunanto di profil LinkedIn-nya.

Ketika Reuters menghubungi nomor itu, Yunanto mengatakan itu miliknya dan dia bekerja di TNI.

Baca Juga: Penampakan Kerusakan Pangkalan AS Akibat Serangan Iran

Setelah panggilan telepon singkat dan mengirim pesan pendek, Yunanto menolak menjawab pertanyaan terperinci yang dikirim ke alamat email yang diberikannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI