Suara.com - Wakil Ketua Umum Partrai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan alasan di balik sikap tak tegas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam kasus klaim China atas Laut Natuna. Menurutnya, bila Prabowo keras maka dipastikan Indonesia akan kalah berperang dengan China.
Hal ini diungkapkan oleh Fadli Zon saat menjadi pembicara dalam Talkshow Mata Najwa bertajuk Ada China di Natuna di TransTV pada Rabu (8/1/2020).
Awalnya pembawa acara Najwa Shihab membandingkan pernyataan Prabowo saat debat capres dengan pernyataan setelah menjadi Menteri Pertahanan terkait pertahanan negara.
Dalam debat capres, Prabowo tampak berapi-api saat membahas mengenai pertahanan negara. Bahkan ia menegaskan bahwa ia lebih TNI dari banyak TNI.
Baca Juga: Ruangan Rekan Disegel KPK, Ketua KPU: Cuma Menjaga, Belum Ada yang Disita
"Pak, diplomasi kalau hanya senyum-senyum menjadi nice guy ya begitu-begitu saja pak. Kalau ada armada asing masuk ke laut kita apa yang bisa kita buat? Jadi bukan saya tidak percaya, saya ini TNI pak. Saya pertaruhkan nyawa di TNI. Saya lebih TNI dari banyak TNI," kata Prabowo dalam cuplikan video seperti dikutip Suara.com, Kamis (9/1/2020).
Sementara, setelah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan dihadapkan dengan persoalan klaim China, sikap Prabowo berubah melunak.
"Ya, saya kira bisa diselesaikan dengan baik, bagaimanapun China negara sahabat. Kita cool saja, kita santai," ucap Prabowo.
Menanggapi pernyataan berapi-api Prabowo yang berbanding terbalik dengan kondisi saat ini, Fadli menilai Prabowo merupakan orang yang realistis. Bila Prabowo bersikap keras maka bukan tidak mungkin akan timbul peperangan yang sudah pasti akan dimenangkan oleh China.
"Pak Prabowo itu being realistic. Sekarang pertanyaannya, kalau kita konfrontasi dengan China secara fisik sudah pasti kita kalah," kata Fadli.
Baca Juga: Tewas Misterius, Begini Kuburan Baru Lina Jubaedah, Mantan Istri Sule
Menurut Fadli, selama ini kekuatan pertahanan Indonesia sangat lemah. Bahkan, Indonesia dinilai telah membuang banyak waktu lantaran tidak fokus membangun pertahanan di Natuna.