Dunia di Ambang World War III atau Akhir Hegemoni AS di Timur Tengah?

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2020 | 13:42 WIB
Dunia di Ambang World War III atau Akhir Hegemoni AS di Timur Tengah?
Demonstran membakar bendera Amerika Serikat, Israel dan Inggris saat aksi protes menentang pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang tewas saat serangan udara di bandara Baghdad, di Teheran, Iran, Jumat (3/1/2020). (Foto: VIA ANTARA/REUTERS/WANA NEWS AGENCY)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Walaupun Presiden AS, Donald Trump secara keras menyampaikan akan memberikan serangan balasan yang lebih besar jika Iran benar-benar menunaikan gertakannya. Benar saja 8 Januari dini hari, Iran melontarkan puluhan rudalnya ke arah dua basis militer AS. Apakah AS membalasnya?

Nampaknya AS mulai bergeming dengan ancaman Iran dan potensi perang yang lebih besar. Walaupun kekuatan militer AS jauh lebih besar dibanding dengan Iran tetapi kedekatan Iran dengan Rusia dan China tidak bisa dikesampingkan. Gagalnya misi AS di Suriah juga tidak lepas dari kuatnya dukungan Rusia kepada rezim Bashar Asad.

Alih-alih menunaikan ancamannya untuk menyerang 52 simbol budaya Iran, Donald Trump yang biasanya garang malah menunjukkan sikap untuk mematuhi aturan internasional. Anehnya, pilihan rasional (rational choice) menjadi pertimbangan pascaserangan balasan. Tentu saja tetap saja pertempuran secara tidak terbuka masih dilakukan.

Nampaknya strategi AS melalui pendekatan ancaman (deterrent) tidak berhasil. Trump salah menghitung (miscalculation) dengan melakukan metode pembunuhan (assasination) terhadap negara yang berdaulat. Suatu cara yang tidak lazim dalam hubungan internasional.

Baca Juga: AS - Iran Diambang Perang, Menlu Retno Minta Vietnam Turun Tangan

Terbukti, Iran bukannya takut tetapi malah semakin berani. Petualangan AS di Timur Tengah sepertinya akan menemukan babak baru. Pulang dengan kepala tegak tapi kehilangan hegemori atau tetap bertahan dengan mempertaruhkan nasib rakyat AS dalam pusaran konflik. Tentu bukan pilihan yang mudah.

Hilangnya hegemoni AS di Timur Tengah tentu juga harus diantisipasi. AS yang tidak lagi tertarik dengan persoalan kawasan lain juga perlu mendapat perhatian.

Dampaknya, akan muncul aktor-aktor baru. Dikhawatirkan muncul pemimpin-pemimpin baru yang agresif dan tidak lagi terikat norma internasional serta brutal dalam menjalankan kepentingan nasionalnya. Jika ini yang terjadi dapat dipastikan konflik-konflik baru akan bermunculan.

Semoga tatanan pergaulan dunia dunia semakin damai, tidak melahirkan monster-monster baru yang mengancam kehidupan manusia.

Sumber: Antara

Baca Juga: Kemenlu Minta WNI di Iran dan Irak Siap-siap Mengungsi

REKOMENDASI

TERKINI