Hanya saja hubungan itu mulai memburuk ketika pengaruh Iran di Irak semakin kuat. Ribuan demonstrasi menolak pengaruh Iran dihadapi oleh para milisi Irak secara brutal. Irak benar-benar terbelah antara pendukung Iran dan Amerika. Tentu korbannya adalah rakyat Irak.
Agaknya posisi AS di Irak mulai terjepit. Rezim Irak lebih dekat dengan Iran, terutama kekuatan parlemen yang dikuasi oleh loyalis Iran.
Setelah berhasil menumpas kelompok teroris ISIS bekerjasama dengan milisi-milisi Irak yang dibentuk oleh Garda Revolusi Iran justru AS mendapatkan tekanan dari sekutunya yang pro Iran untuk segera meninggalkan Irak.
Hadi Al-Amiri dan Abu Mahdi Al-Muhandis anggota parlemen Irak, pimpinan partai Munazzam Badr bentukan Iran. Al-Amiri sendiri adalah veteran perang yang bergabung dengan Iran saat perang Iran-Irak (1980-1988). Al-Muhandis adalah mantan anggota Garda Revolusi Iran yang pernah terlibat dalam penyerangan kedutaan AS di Kuwait pada 1983.
Baca Juga: AS - Iran Diambang Perang, Menlu Retno Minta Vietnam Turun Tangan
Puncaknya, pada 27 Desember 2019, puluhan rudal yang dilancarkan oleh kelompok milisi Kataib Hizbullah dukungan Iran menghantam pangkalan militer Irak di Kirkuk dan menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai puluhan tentara AS dan Irak.
Dalam hitungan hari, AS kemudian melancarkan serangan balasan yang menewaskan 25 anggota milisi dan sekitar 50 orang terluka. Berikutnya ribuan milisi melancarkan serangan ke Kedutaan AS di Baghdad.
Iran melalui Garda Revolusi dituduh AS terlibat dalam menggerakkan ribuan milisi mengepung kedutaan AS. Salah satu pemimpin Kataib Hizbullah adalah Abu Mahdi AlMuhandis yang sekaligus anggota parlemen Irak.
Dalam serangan udara di dekat bandara Baghdad, 3 Januari 2020 adalah Abu Mahdi al-Muhandis (pemimpin Kataib Hizbullah) dan Qassem Suleimani (Panglima AL-Quds, Pasukan Khusus Garda Revolusi) yang dinyatakan tewas.
Akhir Hegemoni AS?
Baca Juga: Kemenlu Minta WNI di Iran dan Irak Siap-siap Mengungsi
Kematian Jenderal Suleimani menimbulkan kemarahan besar rakyat Iran. Pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei pun menyatakan akan membalas serangan itu. Titik-titik pangkalan militer AS di TImur Tengah pun diindikasikan akan menjadi target serangan. Artinya, sejak itu keselamatan eksistensi AS di Timur Tengah mulai terancam.