Taufiqoerrochman menerangkan bahwa situasi saat ini bukan dalam keadaan perang. Sehingga jika ada satu butir peluru yang dikeluarkan akan mengubah keadaan jadi berbahaya.
"Kalau pun kita punya senjata itu buka tembakan satu butir aja, itu bermasalah. Walaupun tidak bersenjata itu menguntungkan kita," ujarnya.
Ia mencontohkan kasus kapal coast guard China yang menghadapi kapal induk Amerika Serikat.
"Sekarang saya balik, lho anda yang ngajak perang, kamu (China) bawa senjata, saya enggak. Itu yang buat dia malu, mundur keluar pada tanggal 24 Desember," ungkap Taufiqoerrochman.
Baca Juga: Cegah Kerugian Lebih Besar, Ini Tips Tangani Mobil Terkena Banjir
Meskipun kapal China masih berada di perairan Natuna, Taufiqoerrochman menegaskan bahwa coast guard Indonesia terus hadir di perairan Natuna untuk mengusir kapal-kapal China.
"Kita tetap hadir di sana, tetap hadir sampai detik ini juga seperti itu," ujar Taufiqoerrochman.
Sebelumnya, kapal-kapal penangkap ikan dan kapal coast guard China telah masuk dan mengganggu nelayan lokal di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kapal-kapal China telah dilaporkan melanggar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Bakamla telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan kementerian politik, hukum dan keamanan (Kemenkopolhukam) untuk mengatasi pelanggaran kapal China ini.
Baca Juga: Reynhard Sinaga Memerkosa dengan Anal Seks, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan