Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat dikabarkan bakal mengunjungi Kota Bekasi, Jawa Barat. Kunjungan tersebut diketahui lantaran, ada 51 kelurahan yang terdampak banjir, termasuk di daerah Jatiasih dan Pondok Gede.
Namun demikian, belum diketahui pasti lokasi yang akan dikunjungi Presiden Jokowi.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana tersebut, Wali Kota Bekasi Rachmat Effendi justru tak menginginkan wilayahnya dikunjungi orang nomor satu Indonesia itu.
"Jangan deh (Jokowi ke Bekasi)," ujar Rahmat Effendi usai mengikuti rapat bersama Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Baca Juga: Anies Izinkan Pemkot Bekasi Buang Sampah Sisa Banjir di TPST Bantargebang
Rahmat mengatakan, saat ini pemkot tengah melakukan pembersihan sisa banjir di sejumlah wilayah Kota Bekasi. Lantatan, sekitar 75 persen wilayah Bekasi terendam banjir yang terjadi pada awal tahun ini.
"Kami lagi evaluasi terus, karena ini kan hampir 75 persen. Makanya sudah berapa hari ini pegawai (PNS) saya liburin semua, suruh turun. Sampah apa semua, mobil kami tambah, sewa," katanya.
Dalam rapat di Istana Kepresidenan tersebut, Politisi Partai Golkar ini juga sudah menyampaikan usulan agar warga yang terdampak banjir di Perumahan Pondok Gede Permai direlokasi. Usulan tersebut disampaikannya kepada Presiden Jokowi, lantaran sejak 2014 warga di wilayah tersebut enggan direlokasi.
"Tadi saya ngomong sama presiden, Pondok Gede Permai harus direlokasi, dijadikan holder. Tapi kan mereka enggak pernah mau dari 2014 warganya."
Untuk diketahui, rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Kota Bekasi disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Dikatakannya, rencana kunjungan ke Bekasi disampaikan, setelah meninjau korban banjir bandang dan longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak.
Baca Juga: Cikarang Rawan Banjir, Bekasi Berstatus Siaga Bencana Sampai 31 Mei 2020
"Kemarin kan presiden ke Bogor kemudian ke Lebak dan dalam waktu dekat juga akan ke Bekasi. Ini menunjukkan bahwa penanganan itu tidak bisa parsial, penanganan itu harus secara bersama-sama," katanya.