Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Azyumardi Azra meminta agar pemerintah Indonesia bisa berperan aktif dalam meredam eskalasi antara Iran dengan Amerika Serikat seusai tewasnya Jenderal Qasem Soleimani.
Menurut Azra, pemerintah Indonesia bisa memainkan peran dengan ikut mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk sedera melakukan sidang guna mencari tahu apa sebab Amerika Serikat membunuh Soleimani.
Dorongan kepada PBB itu, kata dia, perlu dilakukan guna menimbulkan dampak yang lebih besar, yakni peperangan.
"Oleh karena itu, kami mengharapkan Indonesia dalam hal ini sebagai anggota Dewan Keamanan PBB mengambil inisiatif segera, meminta agar Dewan Keamanan PBB bersidang dan menghentikan tindakan main hakim sendiri dari Amerika dan kemudian memicu ketegangan dan sudah mulai hari ini," kata Azra di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020).
Baca Juga: Konflik Iran, AS Minta Warganya di Indonesia Tetap Low Profile
Azra menilai, Indonesia bahkan memiki modal untuk bisa menjadi penengah antar dua negara yang sedang memanas tersebut.
Mengingat posisi Indonesia yang dapat diterima baik oleh negara-negara di wilayah Timur Tengah dan diterima baik oleh Amerika.
Selain Indonesia, negara selanjutnya yang dimilai Azra cocok dalam menengahi antara Iran dan Amerika, ialah Jepang.
Ia berujar Indonesia dan Jepang dapat menjadi penengah guan menurunkan eskalasi yang saat ini terjadi antara Iran dan Amerika.
"Pemerintah Indonesia harus lebih aktif karena pemerintah Indonesia ini lebih bisa diterima oleh kedua belah pihak oleh tiga belah pihak atau empat belah pihak atau tiga belah pihak, Amerika dan Israel, Indonesia bisa diterima. Kemudian dari pihak Iran, Indonesia juga bisa diterima dan pihak negara-negara Arab yang bermusuhan dengan iran itu juga bisa diterima," ujar Azra.
Baca Juga: Jenazah Qassem Soleimani Dimakamkan Usai Iran Tembaki Pangkalan Militer AS
"Saudi misalnya, saudi itu kan bermusuhan dengan Iran, (Saudi) lebih senang berkoalisi dengan Amerika. Oleh karena itu, pihak pihak seperti ini yang berbeda-beda ini saya kira Indonesia berada di posisi yang bagus untuk bisa menjadi penengah dan kalau Indonesia satu pihak lagi yang saya kira juga lebih bisa diterina itu adalah Jepang," katanya.