Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan bahwa hingga kini tidak ada penahanan yang dilakukan terhadap aktivis lembaga Pusat Studi Aktivitas Pusat (Pusaka) Sudarto (45) meski statusnya sudah menjadi tersangka.
Diketahui Sudarto ditangkap Polda Sumatra Barat menyusul pernyataannya yang membeberkan soal adanya pelarangan ibadah Natal di Kabupaten Dharmasraya pada Desember 2019.
Mahfud mengatakan penetapan Sudarto sebagai tersangka sudah sesuai proses dan alat bukti serta saksi yang ada.
"Bahwa dia jadi tersangka itu iya karena ada yang melaporkan dan yang melaporkan itu sudah didukung oleh tujuh orang saksi, didukung juga oleh ahli bahasa dan ahli IT sudah memenuhi syarat untuk menjadi tersangka dan bukti-bukti fisiknya sesuai dengan fakta yang di lapangan," kata Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020).
Baca Juga: Mahfud MD Serahkan Pada Kemenlu Terkait Evakuasi WNI di Irak dan Iran
"Tentang misalnya Facebook-nya dengan apa yang disebut sudah di lapangan itu semua tidak memenuhi syarat untuk tersangka tetapi kita atau Polri itu tidak menahan Sudarto sampai sekarang, statusnya tersangka tidak bisa dihindari, karena itu hukum," kataya.
Mahfud menyampaika, saat ini proses penyelesaian kasus Sudarto lebih diutamakan melalui jalur mediasi. Kepolisian bahkan juga sudah mengupayakan jalur mediasi antara pihak pelapor dengan Sudarto.
"Polri sedang mengupayakan ada mediasi. Sehingga yang akan ditempuh nanti restorative justice ya, bukan formal semata tapi restorative, hukum yang berbasis budaya kita, di mana hukum itu untuk membangun harmoni bukan kegaduhan dan itu sedang diusahakan oleh Polri," kata Mahfud.
Namun belum ada keputusan antara dua pihak apakah kasus Sudarto bakal diselesaikan melalui mediasi. Sehingga saat ini Sudarto masih tetap berstatus tersangka.
"Kami harus fair juga kalau Polri itu tugasnya kan menegakkan hukum kalau syarat-syarat yang dipenuhi tersangka dong bahwa itu bahwa itu nanti tidak dilanjutkan itu kan tergantung pihak-pihak karena ini aduan ada yang mengadu gitu ya," ujar Mahfud.
Baca Juga: Bertemu Pimpinan KPK, Mahfud MD: Pejabat Bermain dengan APBN Akam Disikat
Sebelumnya, Ditreskrimsus Polda Sumatra Barat menangkap Sudarto di rumahnya yang berada di Jalan Veteran, Purus, Rabu kemarin.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, penangkapan dilakukan karena Sudarto sengaja menyebar informasi yang menimbulkan permusuhan baik individu maupun kelompok berdasarkan Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) serta menyebarkan berita bohong dari akun Facebook Sudarto Toto.
Ia mengatakan dari Sudarto pihaknya mengamankan satu unit ponsel pintar dan laptop yang diduga digunakan untuk menyebar berita di media sosial.
Terkait kasus ini, polisi juga sudah menetapkan Sudarto sebagai tersangka.
Dia dijerat Pasal 45 A ayat 2 juncto Pasal 28 UU 19 2016 tentang ITE. Sudarto juga dijerat Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 UU 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.