Makin Panas! 5 Negara Larang Pesawat Komersial Lintasi Langit Irak dan Iran

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 08 Januari 2020 | 14:03 WIB
Makin Panas! 5 Negara Larang Pesawat Komersial Lintasi Langit Irak dan Iran
Tembakan rudal Iran di pangkalan militer AS (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lima negara telah menerbitkan larangan bagi maskapai penerbangan sipil atau komersial untuk melintasi ruang udara Irak maupun Iran.

Termutakhir, Singapore Airlines (SIA) dan maskapai penerbangan murah Scoot Airlines, mengalihkan semua rute dari wilayah udara Iran per Rabu (8/1/2020) hingga waktu yang belum ditentukan.

Pengalihan rute penerbangan tersebut dilakukan mengikuti perintah Administrasi Penerbangan Ferderal Amerika Serikat (FAA) melarang semua maskapai beroperasi di wilayah udara Irak, Iran, Teluk Oman, dan perairan antara Iran - Arab –Saudi.

Pelarangan itu diberlakukan AS setelah mereka membunuh tokoh militer anti-teror Iran Jenderal Qasem Soleimani yang membuat murka seisi negeri para Mullah.

Baca Juga: Pesawat Boeing 737 Ukraina Jatuh di Iran, 170 Penumpang Dipastikan Tewas

Rabu pagi, Iran melancarkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Baghdad Irak, sehingga memperuncing ketegangan.

"Mengingat perkembangan terakhir antara AS dan Iran, semua penerbangan SIA masuk dan keluar Eropa dialihkan dari wilayah udara Iran," demikian pernyataan resmi SIA yang dikutip Suara.com dari Straits Times.

"Kami sedang memantau situasi dengan cermat dan akan membuat penyesuaian yang sesuai rute kami jika perlu."

Secara terpisah, manajemen Scoot—anak perusahaan SIA—mengatakan semua penerbangan pesawatnya dari luar maupun masuk Eropa serta Arab Saudi tidak bakal terbang di wilayah udara Iran.

"Scoot akan terus memantau situasi dengan cermat.”

Baca Juga: Konflik AS - Iran, SBY Cemas Tapi Tak Yakin Terjadi World War 3

Teheran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel koalisi pimpinan AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI