Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah telah melakukan upaya pengusiran terhadap kapal coast guard dan kapal nelayan milik China yang berlayar memasuki kawasan perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Nantinya, Luhut akan mengecek kembali informasi tersebut untuk memastikan apakah kapal coast guard China telah benar-benar pergi meninggalkan Natuna atau belum. Luhut juga tidak mengungkapkan apa langkah tegas selanjutnya guna menjaga Natuna dari pihak asing termasuk China.
"Apa langkah tegasnya? Maunya apa? Kan sudah kita minta pergi. Kok kau berasumsi, yang penting kawan media, tidak ada pemerintah itu mau negosiasi soal batas wilayah," kata Luhut di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2020).
Luhut menegaskan, pemerintah Indonesia tidak akan berkompromi mengenai masalah kedaulatan negara. Nantinya jalan penyelesaian akan dilakukan dalam menghadapi setiap permasalahan kedaulatan seperti yang terjadi di Natuna.
Baca Juga: Indonesia - China Memanas, Mahfud MD: Usir Negara Lain dari Natuna
"Saya mau garisbawahi ya supaya clear, kalau menyangkut kedaulatan kita tidak akan pernah ada kompromi, itu saja. Kalau ada masalah di sana sini kita selesaikan," ujar Luhut.
Sebelumnya Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyebutkan aktivitas kapal nelayan China menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau di laut Natuna, Kepulauan Riau didampingi dua kapal penjaga pantai (coast guard) dan satu pengawas perikanan China. Hal itu berdasarkan pantauan udara TNI.
Yudo Margono mengemukakan, pukat harimau di Indonesia dilarang oleh pemerintah melalui peraturan menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015.
Terakhir kali nelayan China menggunakan pukat harimau di laut Natuna sekitar tahun 2016 silam, di mana saat itu TNI menangkap dua kapal negara asing tersebut.
Sejak penangkapkan itu, lanjutnya, tak ada lagi nelayan China yang berani menangkap ikan di Natuna. Namun, sekarang mereka datang kembali menjarah potensi laut Indonesia.
Baca Juga: Kapal China Garap Laut Natuna, Edhy Prabowo: Yang Penting Kita Cool
"Bahkan aktivitas nelayan mereka kini didampingi dua kapal penjaga pantai (coast guard) dan satu pengawas perikanan China," ucapnya dalam jumpa pers di Kepulauan Riau.
Yudo menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya persuasif mengajak kapal penjaga pantai China membawa nelayan-nelayannya meninggalkan perairan Natuna. Menurut dia, sesuai aturan seharusnya nelayan China tersebut ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Sementara kapal penjaga pantai memang hanya diusir keluar dari perairan Indonesia.
"Tapi kita lakukan upaya damai. Meminta mereka keluar dengan sendirinya, di samping upaya negosiasi juga dilakukan Kementerian Luar Negeri Indonesia degan China," ujarnya.
Yudo menambahkan TNI juga telah menggelar operasi dengan menurunkan dua unsur KRI guna mengusir kapal asing tersebut keluar dari Natuna. Operasi ini, kata dia, tidak memiliki batas waktu sampai kapal China betul-betul angkat kaki dari wilayah maritim Indonesia.