Suara.com - Perdebatan antara eks Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dengan politisi Partai Gerindra Andre Rosiade kian memanas. Keduanya terus berseteru di media sosial Twitter.
Andre tak terima dengan cuitan Tifatul yang dinilai telah menyudutkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengenai klaim China atas perairan Natuna, Kepulauan Riau. Cuitan itu dibuat oleh Tifatul pada Sabtu (4/1/2020).
Andre lantas meminta Tifatul agar mengurus Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang notabene merupakan kader PKS. Mahyeldi dinilai membiarkan banyak pelanggaran moral seperti membiarkan karaoke ilegal hingga minuman keras.
Andre juga menyebut Mahyeldi hanya sibuk ceramah di luar kota menjelang Pilkada Sumbar 2020. Andre menyindir Tifatul agar mengurusi kadernya daripada sibuk nyinyir.
Baca Juga: Masuki 2020, Perempuan Tertua di Dunia Injak Usia 117 Tahun
"Ustaz Tifatul Sembiring dari pada nyinyir sama pak Prabowo. Tolong itu di Kota Padang yang Wali Kotanya Kader PKS. Karaoke ilegal yang jualan miras begitu banyak. Kemana Wali Kotanya? Kok diam aja? Wali Kotanya jangan sibuk ceramah pencitraan keluar kota mau nyagub aja. Lupa urus maksiat di Padang," tulis Andre, seperti dikutip Suara.com, Senin (6/1/2020).
Tak terima dengan pernyataan Andre, Tifatul pun membela diri. Ia menegaskan bahwa maksiat harus dibasmi dimanapun.
"'Anak buah pak', kata ini yang selalu terngiang. Tapi maksiat dimanapun harus diminimalisir. Bukan sekedar 'dicikaraui' doang. Paham?" kata Tifatul.
Dalam cuitan yang lain Andre juga menyebut Tifatul hanya suka mengkritik lewat media sosial saja. Ia menantang anggota Komisi VII itu untuk mengkritik langsung dalam rapat DPR.
"Ente sibuknya di Medsos doang. Di DPR di rapat Komisi dong bunyi. Protes nanti pas Rapat di DPR pak. Saya bicara soal Pak Luhut rapat resmi. Kalau di medsos nggak ada pengaruh pencitraan doang," ujar Andre.
Baca Juga: Suami Peluk Erat Jenazah Ria Irawan Sebelum Dimasukkan ke Liang Lahat
Tifatul membalas pernyataan politikus Partai Gerindra di ini. Ia berpesan kepada anggota Komisi VI ini agar tidak perlu sombong.